Invasi Pasukan Putin Belum Berhenti Bikin Heineken Akhirnya Pergi Tinggalkan Rusia
JAKARTA - Pukulan demi pukulan terus diterima Rusia setelah militernya belum berhenti merangsek masuk ke Ukraina. Yang terbaru adalah kepergian bir Belanda Heineken.
Heineken pada Senin 28 Maret, resmi bergabung dengan eksodus bisnis asing dari Rusia akibat perang di Ukraina. Dalam sebuah pernyataannya, mereka mengambarkan kepergian ini kata "sangat sedih".
Perusahaan bir ini sudah yang mempekerjakan 1.800 orang di Rusia. Dan kini mereka menghentikan penjualan dan produksi merek Heineken di seluruh Rusia.
Tak hanya itu, Heineken juga menangguhkan investasi dan ekspor baru ke negara itu awal bulan ini.
"Kami terkejut dan sangat sedih menyaksikan perang di Ukraina terus berlanjut dan meningkat," kata Heineken dalam sebuah pernyataan.
"Menyusul tinjauan strategis yang diumumkan sebelumnya dari operasi kami, kami telah menyimpulkan bahwa kepemilikan bisnis Heineken di Rusia tidak lagi berkelanjutan atau layak di lingkungan saat ini," kata pernyataan itu.
"Akibatnya, kami telah memutuskan untuk meninggalkan Rusia," seperti dikutip dari Channel News Asia.
Heineken adalah pembuat bir terbesar ketiga di Rusia, di mana ia membuat merek Zhigulevskoe dan Oxota untuk pasar lokal.
Ratusan perusahaan Barat telah menutup toko dan kantor di Rusia sejak perang dimulai, sebuah daftar yang mencakup nama-nama terkenal seperti Ikea, Coca-Cola, Goldman Sachs dan McDonald's.
Baca juga:
- Sebulan Perang, Rusia Klaim Berhasil Lumpuhkan 1.627 Tank dan 167 Peluncur Roket Ukraina
- Sebut Vladimir Putin Tidak Bisa Tetap Berkuasa, Kremlin: Bukan Biden yang Memutuskan, Presiden Rusia Dipilih Rusia
- Dukung Ukraina, Emmy Internasional Larang Program dari Rusia Ikut Kompetisi
- Presiden Biden Ingin Rusia Dicoret, Kremlin: G20 Penting Tapi Tidak Ada Hal Buruk yang Akan Terjadi