Ibu Kota di Tangan Anies Baswedan, PSI: Hampir 5 Tahun Ini Tak Ada Kemajuan, Semua Cuma Kosmetik

JAKARTA - Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana memberi penilaian pembangunan Jakarta selama hampir lima tahun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjabat. Kata dia, program pembangunan yang dilakukan Anies sampai saat ini hampir tidak memiliki progres.

"Jakarta tidak mengalamai progres yang signifikan. Bahkan, bisa dikatakan hampir tidak ada progres. Kalau saya lihat selama kurang lebih lima tahun ini adalah kosmetik," kata William dalam diskusi virtual, Kamis, 24 Maret.

Yang terlihat, bagi William, Anies hanyalah memoles infrastruktur demi menutupi pekerjaan lain yang masih belum selesai.

"Jadi, banyak hal-hal yang sifatnya kosmetik, terlihat indah, terlihat ada pencapaian tapi sesungguhnya itu menutupi progres yang tidak signifikan tadi," ucap dia.

William mengungkapkan 5 program Anies di Jakarta yang ia maksud tak memiliki progres tersebut. Pertama soal ketertutupan Anies atas penganggaran dalam APBD.

William bilang, publik tidak bisa memantau proses penghitungan sampai hasil akhir penggunaan anggaran. Hal ini berbeda dengan keterbukaan penganggaran saat kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama selama menjadi Gubernur DKI.

"Sejak zaman Pak Anies, kita sangat kesulitan untuk memantau anggaran. Pemerintahan gubernur sebelumnya, kita mudah untuk mengakses suatu web anggaran, bahkan ketika anggaran itu masih dalam bentuk yang mentah. Tentunya ini suatu kemunduran," ucap William.

Kedua, soal penanganan banjir. William memandang, Anies justru menghambat kinerja penanggulangan banjir yang direncanakan bersama pemerintah pusat karena tak kunjung membebaskan lahan normalisasi sungai.

Ketiga, mengenai program Rumah DP Rp0. Program ini merupakan andalan Anies sejak zaman kampanye. Dari target 250 ribu unit rumah yang dijanjikan, sampai saat ini pembangunannya masih sekitar 1.500 unit.

Kempat adalah soal pembangunan LRT Jakarta. Selama kepemimpinan Anies, tak ada kelanjutan rute pembangunan LRT yang sampai saat ini masih beroperasi dari Kelapa Gading hingga Velodrome Rawamangun.

"Pembangunan LRT di zamannya Pak Anies juga bisa dibilang mandek. Padahal, LRT ini adalah program yang sangat memiliki dasar hukum yang kuat, yakni diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2018," tutur William.

Kelima, soal program OK OCE. Sejak awal kepemimpinannya, Anies getol mempromosikan program fasilitas permodalan usaha ini kepada masyarakat. Dari janji 200 ribu UMKM yang akan difasilitasi permodalan, sampai saat ini targetnya baru tercapai sekitar 6 ribu UMKM.

"Jadi, dari lima hal ini, kami bisa menyimpulkan tidak ada program pembangunan Jakarta yang signifikan. Ini hanya sifatnya kosmetik-kosmetik yang cantik untuk menyembunyikan progres yang tidak signifikan ini," imbuhnya.