Nilai Perlu Kehadiran Pasukan Penjaga Perdamaian di Ukraina, Wakil PM Polandia: Beri Bantuan Kemanusiaan

JAKARTA - Wakil Perdana Menteri Polandia sekaligus pemimpin partai berkuasa PiS Jaroslaw Kaczynski, menyebut sebuah misi penjaga perdamaian internasional harus segera dikirim ke Ukraina, dilengkapi sarana untuk mempertahankan diri.

Ini disampaikannya usai mengikuti pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv, bersama dengan Perdana Menteri Polandi, Republik Ceko serta Slovenia, sebagai bentuk dukungan bagi Ukraina.

"Saya pikir perlu untuk memiliki misi perdamaian, NATO, mungkin beberapa struktur internasional yang lebih luas, tetapi misi yang akan mampu mempertahankan diri, yang akan beroperasi di wilayah Ukraina," kata Kaczynski dalam konferensi pers, melansir Reuters 16 Maret.

"Ini akan menjadi misi yang akan berjuang untuk perdamaian, untuk memberikan bantuan kemanusiaan. Tetapi, pada saat yang sama juga akan dilindungi oleh pasukan yang tepat, angkatan bersenjata," terang Kaczynski, yang dipandang sebagai pembuat keputusan utama di Polandia.

Serangan udara dan penembakan Rusia menghantam Kyiv pada Hari Selasa, menewaskan sedikitnya lima orang, kata pihak berwenang, ketika pasukan penyerang memperketat cengkeraman mereka dan walikota mengumumkan jam malam selama 35 jam.

Diberitakan sebelumnya, tiga perdana menteri negara Uni Eropa, Mateusz Morawiecki dari Polandir, Petr Fiala dari Republik Ceko dan Janez Jansa dari Slovenia, menjadi pemimpin asing pertama yang mengungjungi Kyiv sejak invasi bulan lalu, dengan menggunakan kereta.

Pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko dan Slovenia. (Twitter PM Polandia/@MorawieckiM)

Sementara itu, Presiden Zelenskiy mencatat, banyak duta besar telah meninggalkan Kyiv, mengatakan para pemimpin yang berkunjung "tidak takut pada apa pun dan lebih takut pada nasib kami," berterima kasih atas dukungan mereka.

"Kami benar-benar mempercayai negara-negara ini dan para pemimpin negara-negara ini. Kami 100 persen yakin, semua yang kami diskusikan akan mencapai tujuannya untuk negara kami, keamanan kami dan masa depan kami," sebutnya dalam konferensi pers.

Diketahui, Republik Ceko dan Polandia, bekas negara komunis yang merupakan anggota Uni Eropa dan NATO, telah menjadi salah satu pendukung terkuat Ukraina di Eropa sejak invasi Rusia.

Sebelum pertemuan, PM Morawiecki mentweet "di sini, di Kyiv yang dilanda perang, sejarah sedang dibuat. Di sinilah, kebebasan berjuang melawan dunia tirani. Di sinilah masa depan kita semua tergantung pada keseimbangan."

Ide perjalanan itu disepakati pada pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di Versailles di Prancis pekan lalu, kata pembantu perdana menteri Polandia Michal Dworczyk. Tetapi, seorang pejabat Uni Eropa mengatakan tidak ada 'mandat formal' yang diberikan oleh Brussels.

Untuk diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus sebagai tanggapan atas permintaan bantuan oleh kepala Republik Donbass pada 24 Februari lalu.

Presiden Putin menekankan, bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, tetapi bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi negara tersebut.

Mengikuti langkah ini, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan beberapa negara lain mengumumkan sanksi terhadap individu dan badan hukum Rusia. Langkah yang kemudian dibalas Rusia juga dengan menjatuhkan sanksi.