Laba Menjulang Hingga Rp24 Triliun Tapi Saham SRTG Turun, Saratoga Milik Konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno Berencana Buyback Rp150 Miliar

JAKARTA - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk mulai mengikuti langkah beberapa emiten yang menggelar buyback saham. Bagi Saratoga, rencana tersebut akan dilakukan setelah menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 21 April mendatang.

Rencana buyback saham SRTG tertuang dalam keterbukaan informasi Saratoga kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 15 Maret.

"Buyback akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan RUPSLB pada 21 April sampai dengan RUPS tahunan yang diadakan paling lambat 30 Juni 2023," tulis manajemen Saratoga.

Meski baru rencana, perusahaan milik konglomerat Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno ini memperkirakan biaya buyback mencapai Rp150 miliar. Jumlah ini termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan buyback.

Adapun jumlah saham yang akan dibeli kembali sebanyak 0,33 persen atau setara dengan 45 juta saham.

Manajemen Saratoga pun menyampaikan, tujuan buyback terkait dengan pelaksanaan program insentif jangka panjang bagi karyawan. Terlebih harga saham SRTG saat ini belum mencerminkann nilai atau kinerja Saratoga seutuhnya.

Sebagai informasi, sepanjang 2021 lalu, Saratoga meraup untung hingga Rp24,89 triliun atau melesat 182,19 persen dari periode akhir 2020 Rp8,82 triliun.

Sementara, gerak saham SRTG sepanjang tahun ini justru berfluktuasi. Sempat naik hingga Rp3.050 pada awal Januari, saham SRTG terjerembab ke level Rp2.780 pada perdagangan 14 Maret.

Adapun hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham SRTG berada pada level Rp2.770.