Haruskah Kita Khawatir Ketika Pembangkit Listrik Nuklir Zaporizhia Jadi Lokasi Pertempuran Ukraina-Rusia?
JAKARTA - Api di pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Ukraina yang sempat berkobar selama beberapa jam, akhirnya padam juga. Tidak ada korban jiwa dalam serangan pasukan Rusia. Tapi dunia sudah keburu bergidik.
The Guardian menulis, Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dibangun antara tahun 1984 hingga 1995 ini adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa. Dan jadi yang terbesar kesembilan di dunia.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ini punya enam reaktor, yang masing-masing menghasilkan 950MW. Energi yang dihasilkan menjadi sumbangan seperlima dari listrik Ukraina.
Kepanikan dunia akan bahaya radiasi berawal ketika --klaim pemerintah Ukraina-- terlihat api di sebuah gedung pelatihan di luar pabrik pada dini hari Jumat 4 Maret usai ditembaki pasukan Rusia.
Menlu Ukraina membenarkan informasi itu dan bilang tentara Rusia menembaki dari semua sisi ke PLTN Zaporizhzhia. Dia memohon supaya ada gencatan senjata supaya petugas pemadam bisa masuk dan mengendalikan api.
Layanan Darurat Negara Ukraina melaporkan, radiasi di pembangkit tersebut masih dalam batas normal dan kondisi kebakaran di pembangkit tersebut bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan.
Pihak berwenang Ukraina pada Jumat pagi menjamin keamanan reaktor nuklir. Hal itu juga diperkuat oleh laporan Badan Energi Atom Internasional yhang menyebut tidak ada perubahan drastis tingkat radiasi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
AS juga mengatakan informasi terbaru mereka tidak menunjukkan indikasi peningkatan tingkat radiasi di pabrik. Sekretaris energi AS, Jennifer Granholm, mengatakan reaktor dilindungi oleh struktur penahanan yang kuat dan reaktor sedang ditutup dengan aman.
Analisa yang cukup melegakan datang dari Tony Irwin, profesor kehormatan di Universitas Nasional Australia. Irwin, yang mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir di Inggris selama tiga dekade, bilang kemungkinan terjadi ledakan, kehancuran nuklir atau pelepasan radioaktif terbilang rendah.
"Jelas, itu bukan ide yang baik jika Anda mulai menembakkan rudal besar-besaran ke reaktor," katanya.
“Reaktor-reaktor ini juga memiliki sistem pendingin darurat cadangan. Selain pendingin reaktor normal, mereka memiliki sistem pasif, mereka memiliki sistem injeksi tekanan tinggi, mereka memiliki sistem injeksi tekanan rendah," tandasnya.
Baca juga:
- Bukan Memihak atau Mengekor! Sikap Indonesia Setuju Rusia Hentikan Invasi ke Ukraina Dinilai Sesuai Prinsip Hukum Internasional
- Twitch Cekal Pengguna yang Terus Menerus Sebarkan Disinformasi Berbahaya tentang Invasi Rusia ke Ukraina
- AS dan Eropa Tambah Sanksi Imbas Invasi Moskow ke Ukraina, Kapal Kargo hingga Superyacht Konglomerat Rusia Disita
- Vladimir Putin Berkomunikasi dengan Macron, Berikut Isi Pembicaraannya
Meski masih aman, tetap saja Eropa beraksi. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bilang aksi militer Rusia itu merupakan ancaman serius keselamatan Eropa.
Dia mengatakan Inggris akan melakukan apa saja untuk memastikan situasi tidak memburuk lebih lanjut. Perdana Menteri mengatakan dia akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB dalam beberapa jam mendatang, dan bahwa Inggris akan segera mengangkat masalah ini dengan Rusia dan mitra dekat. Kedua pemimpin sepakat bahwa gencatan senjata sangat penting.