Kenali Perbedaan Mobil Listrik, Hybrid, dan Plug-In Hybrid Sebelum Membelinya
JAKARTA - Ketika Anda memutuskan untuk terjun ke dunia kendaraan listrik, tentunya Anda harus memiliki pertimbangan terhadap semua faktor untuk membeli kendaraan listrik atau Electric Vehicles (EV). Jenis kendaraan listrik seperti apa yang harus Anda beli, dan juga berapa banyak rentang baterai yang diperlukan.
Berikut adalah panduan memilih EV pertama Anda, yang dibuat semudah mungkin. Inilah semua yang perlu diketahui tentang membeli kendaraan listrik pertama Anda.
Terdapat berbagai jenis kendaraan listrik, yaitu Hybrid (HEV), Plug-In Hybrid (PHEV), dan kendaraan Listrik atau Fully Electric Vehicles (EV).
EV
Fully Electric Vehicles adalah kendaraan yang hanya berjalan menggunakan baterai, tanpa mesin pembakaran konvensional. Perusahaan baru seperti Rivian membuat truk listrik yang sangat cepat. Perusahaan besar di industri otomotif seperti Volvo, BMW, dan Ford juga mengeluarkan kendaraan listrik mereka sendiri.
Fully Electric Vehicles ini memiliki daya jelajah atau jangkauan rata-rata 250 mil (402 km), dan dapat diisi melalui pengisi daya rumah serta banyak jaringan pengisian daya di seluruh negeri.
Hybrid
Sementara mobil Hybrid memasangkan dua sumber tenaga sekaligus yaitu mesin konvensional biasa (bensin atau diesel) dengan motor listrik. Kendaraan jenis ini dapat berjalan menggunakan motor listrik saja, menggunakan mesin konvensional biasa saja atau bahkan keduanya.
Anda tidak perlu mengisi listriknya, karena Anda mengisi bahan bakar sama dengan mengendarai mobil biasa dengan mesin pembakaran internal.
Toyota menjadi yang pertama dalam mengaplikasikan teknologi hybrid ketika merilis Prius. Karena popularitasnya, Hybrid tersedia secara luas di beberapa produsen mobil seperti Toyota hingga Porsche.
Plug-In Hybrid
Pada dasarnya, teknologi plug-In hybrid hampir sama dengan hybrid. Perbedaannya terletak pada kapasitas baterai yang lebih besar. Plug-In hybrid memungkinkan Anda mengendarainya seperti mobil hybrid biasa.
Karena kapasitas baterai yang besar, teknologi plug-in hybrid juga mengharuskan baterai untuk diisi ulang secara manual. Caranya adalah dengan mencoloknya (plug-in) pada sumber listrik yang telah disediakan, seperti charging station atau bahkan listrik rumah Anda namun dengan menggunakan konverter khusus.
Plug-In hybrid dapat menempuh jarak sekitar 30 mil (47 km) per pengisian daya dalam mode serba listriknya, sehingga sangat cocok untuk mereka yang bepergian dengan jarak tempuh pendek. Namun, PHEV memungkinkan pengemudi untuk memiliki mesin pembakaran cadangan saat diperlukan untuk perjalanan yang lebih jauh, yang meminimalkan kecemasan jangkauan listrinya.
Baca juga:
Jangkauan Kendaraan Listrik
Jangkauan atau range adalah salah satu pertimbangan terbesar ketika memilih kendaraan listrik. Meskipun ini merupakan faktor penting ketika memilih kendaraan bertenaga gas, namun hal tersebut tidak menjadi masalah karena sudah banyaknya ketersediaan SPBU di berbagai daerah. Anda hanya membutuhkan beberapa menit untuk mengisi bahan bakar. Jika Anda ingin membeli kendaraan plug-In hybrid atau kendaraan listrik, masalah jangkauan ini akan sangat penting untuk diperhatikan.
Menurut Departemen Energi AS, plug-In hybrid dapat berjalan dengan jarak yang cukup pendek yaitu dengan listrik saja antara 15 dan 60 mil saja. Namun, inilah tepatnya mengapa plug-In hybrid juga memiliki mesin konvensional biasa. Misalnya, Volvo XC60 Recharge T8 Plug-In Hybrid 2021 yang memiliki jangkauan listrik sekitar 20 mil, tetapi penambahan tangki bensin membuat jangkauannya hingga lebih dari 500 mil (760 km).
Melansir dari Makeuseof, jangkauan median untuk kendaraan listrik terus meningkat selama dekade terakhir. Menurut Energy.gov, kisaran rata-rata kendaraan listrik saat ini di pasaran adalah sekitar 250 mil.