Ada Transformasi Digital, Pasar Saham Masih Jadi Pilihan Investasi Ketimbang Obligasi
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan, Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara.
Berdasarkan data konsultan global Kearney, konsumen digital di Indonesia mencapai 219 juta pada 2021 dengan potensi ekonomi digital dalam gross merchandise value (GMV) ekonomi sebesar 146 miliar dolar AS pada 2024.
"Potensi ini akan terus meningkat mencapai 316 miliar pada 2030 dolar AS. "Potensi ini bukan hanya dari perkotaan saja, namun sudah mulai bergeser dari kota metropolitan ke kota non metropolitan," jelas Johnny pada HSBC Wealth Outlook 2022, dikutip Minggu 27 Februari.
Johnny menjelaskan, ekonomi digital di kota tier dua dan tier tiga yang merupakan kota slow adopter terhadap ekonomi digital bisa bertumbuh tiga kali lipat pada 2025 dan berkontribusi 30-50 persen terhadap keseluruhan ekonomi digital.
Dengan pertumbuhan tersebut, Johnny menyebutkan ada enam industri yang akan berkembang, yakni e-commerce, healthtech, fintech lending, edutech, payment serta ride and delivery. "Industri fintech bahkan sangat mendukung keberlangsungan usaha pelaku UMKM dalam masa pandemi," kata dia.
Demi menangkap peluang transformasi digital itu, Head of Wealth Development, HSBC Indonesia Verawaty Zhao mengatakan, pasar saham masih menjadi prioritas portofolio investasi dengan return positif dan lebih tinggi dari obligasi.
Hal ini ditopang oleh harapan adanya fase pertumbuhan setelah pandemi. "Sektor teknologi akan terus unggul di tengah adopsi dunia pada gaya hidup berbasis digital yang memungkinkan masyarakat tetap maju di tengah ketidakpastian seperti pandemi saat ini," jelas Verawaty.
Baca juga:
Verawaty menambahkan, arus modal akan terus masuk ke pasar saham Indonesia seiring berkembangnya sektor teknologi. Sejumlah rencana IPO perusahaan teknologi dalam 12 bulan ke depan menjadi katalis masuknya aliran dana asing lebih lanjut.
"Kesempatan investasi akan muncul di sektor yang berhubungan dengan transformasi digital seperti cloud computing, AI/Machine learning dan analytics, Internet of Things dan elektrifikasi, financial technology dan pembayaran digital, digital customer engagement serta 5G," tambah Verawaty.