Telepon Presiden Putin, Presiden Erdogan: Insyaallah, Kami Menyelesaikan Ini Tanpa Mengabaikan Salah Satu Pihak
JAKARTA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada rekannya dari Rusia Presiden Vladimir Putin pada Hari Rabu, bahwa Turki tidak mengakui langkah-langkah yang bertentangan dengan integritas wilayah Ukraina, kata kantornya, setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
Keputusan Presiden Putin memicu gelombang sanksi dari kekuatan Barat terhadap Rusia. Anggota NATO Turki, yang merupakan tetangga Ukraina dan Rusia di Laut Hitam, pada prinsipnya menentang sanksi, tetapi menyebut langkah Rusia itu tidak dapat diterima, sambil menawarkan untuk menengahi.
Dalam sebuah telepon, Presiden Erdogan mengatakan kepada Presiden Putin, konflik militer di kawasan itu tidak akan menguntungkan siapa pun dan mengulangi tawarannya untuk membantu menyelesaikan krisis, kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu juga menyebutkan, Presiden Erdogan menghargai kerja sama erat yang terjalin dengan Presiden Putin dalam masalah-masalah regional, dan ingin melanjutkan hubungan tersebut.
"Presiden Erdogan, yang memperbaharui seruannya agar masalah ini diselesaikan melalui dialog, menyatakan penting untuk membawa diplomasi ke garis depan, dan bahwa (Turki) juga melanjutkan sikap konstruktifnya di NATO," bunyi pernyataan kantor tersebut dikutip dari Reuters 23 Februari.
Diketahui, Presiden Putin menyatakan kekecewaannya kepada Presiden Erdogan atas apa yang dia katakan sebagai upaya Washington dan NATO, untuk mengabaikan tuntutan keamanan Rusia, Interfax mengutip pernyataan Kremlin.
Sebelumnya, Presiden Erdogan dikutip oleh media yang mengatakan Turki tidak dapat meninggalkan hubungannya dengan Rusia atau Ukraina, dan mengkritik upaya diplomatik Barat dengan Moskow yang hanya mengalami kemajuan sedikit.
"Tidak mungkin bagi kami untuk meninggalkan salah satu (negara)," katanya seperti dikutip oleh penyiar Turki, dan meminta Ukraina dan Rusia untuk melanjutkan negosiasi, sambil mendesak NATO untuk menentukan sikapnya dan melakukan apa pun yang akan dilakukan, setelah pertemuan puncak pada hari Rabu.
Baca juga:
- Rusia Akui Kemerdekaan Donetsk dan Lugansk, Menlu Blinken Batalkan Pertemuan dengan Menlu Lavrov
- Ada Sinyal Iran Siap Bertukar Tahanan dengan Amerika Serikat, Kesepakatan Nuklir 2015 Bakal Pulih?
- Perkuat Sayap Timur NATO, Presiden Biden Kirim Ratusan Tentara, Jet Tempur F-35 dan Helikopter Serang AH-64 Apache
- Uni Eropa Setujui Sanksi Baru Terhadap Rusia, Josep Borrell: Itu akan Sangat Merugikan
"Tujuan kami adalah, kami mengambil langkah sedemikian rupa sehingga, Insyaallah, kami menyelesaikan ini tanpa mengabaikan salah satunya," tukas Presiden Erdogan.
Secara terpisah, Duta Besar Ukraina untuk Turki Vasyl Bodnar mengatakan kepada Reuters, Kyiv memandang kehadiran kapal perang Rusia di pantai Laut Hitam dekat Ukraina sebagai ancaman.
Dan terkait hal tersebut, Ukraina akan meminta Ankara untuk mempertimbangkan menutup dua selatnya bagi kapal Rusia jika Moskow menyerang.