Mengenal Diet Sehat Prediabetes, Ketahui 7 Kesalahan dalam Menjaga Gula Darah Stabil
JAKARTA – Diet prediabetes dilakukan atas rekomendasi dokter kepada seseorang dengan gula darah cenderung tinggi tetapi secara klinis belum dinyatakan menderita diabetes tipe 2. Diet ini bertujuan menjaga pola makan dengan tepat dan menurunkan indeks glikemik dalam tubuh.
Mengutip The Health, Rabu, 23 Februari, prediabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah seseorang tidak normal dan cenderung tinggi. Di Amerika Serikat, sekitar 88 juta orang dewasa memiliki kondisi prediabetes.
Pola hidup sehat berguna untuk menunda atau mencegah perkembangan menjadi diabetes tipe 2. Berdasarkan fakta, menurunkan berat badan 5-7 persen dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 71 persen. Artinya, perlu melakukan diet prediabetes namun hindari melakukan kesalahan berikut ini dalam menjalankannya.
1. Tidak bisa dilakukan secara instan
Banyak sekali referensi ‘cara menurunkan badan dengan cepat’. Namun menurut Sacha Uelmen, direktur nutrisi untuk American Asosiasi Diabetes, membuat perubahan pola makan butuh kesabaran dan ketekunan. Ini berarti diet prediabetes tidak bisa dilakukan hanya dalam 2 minggu, tetapi berkelanjutan sehingga membantu mencegah diabetes tipe 2.
2. Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan cenderung merusak pola makan seharian. Kalau jadi kebiasaan, maka perlu perlahan diubah. Pasalnya menurut Marina Chaparro, ahli diet klinis dan juru bicara Academy of Nutrition and Diabetics, supaya jam makan berikutnya tidak makan terlalu banyak, maka perlu sarapan.
Melewatkan sarapan juga dpat mengacaukan gula darah. Tergantung respons tubuh, karena enggak sarapan gula darah bisa turun atau melonjak tinggi.
3. Konsumsi makanan sehat berlebih
Meskipun makanan sehat dari sayuran dan buah-buahan, tetap ada ukuran porsi setiap makannya. Pasalnya, makanan tersebut memiliki kadar kalori. Saran Chaparro, mempertimbangkan kualitas memang penting. Tetapi kualitas perlu dibarengi dengan kuantitas untuk menurunkan gula darah dan berat badan.
4. Malas bergerak
Tutur Chaparro, seseorang yang sangat aktif jarang memiliki prediabetes. Maka tetaplah bergerak dan teratur berolahraga untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah.
“Olahraga itu seperti minum obat,” kata Chaparro yang mencatat bahwa olahraga bermanfaat secara berkelanjutan.
5. Menghilangkan semua makan berlemak
Lemak merupakan sumber makanan padat kalori. Anda bisa mengonsumsinya, asalkan dengan porsi pas. Lemak juga termasuk makronutrien dan membantu merasa kenyang lebih cepat. Diet prediabetes, kuncinya adalah mengurangi, bukan menghilangkan dan menukar lemak baik dengan lemak jenuh.
Baca juga:
6. Kurang tidur
Tidur sangat penting dalam menjalani diet prediabetes. Penelitian telah mengaitkan terlalu sedikit jam tidur berisiko diabetes tipe 2 lebih tinggi. Menurut National Sleep Foundation, saat Anda tertidur, tubuh membuat hormon penting. Termasuk hormon untuk mengatur nafsu makan dan membantu tubuh mengelola gula secara efektif. Kurang tidur sering membuat tubuh melepaskan lebih sedikit insulin yang memungkinkan gula darah naik.
7. Menurunkan berat badan dengan tidak realistis
Seseorang dengan kondisi prediabetes, perlu menurunkan berat badan 5-7 persen. Ini perlu dilakukan jika memiliki berat badan berlebih. Misalnya, jika berat badan 100 kilogram, maka dalam sebulan perlu menurunkan 5-7 kilogram terlebih dahulu. Baru dengan menjalani pola hidup sehat, badan akan menyesuaikan penurunan selanjutnya. Artinya, tak realistis jika ingin menurunkan 25 kilogram dalam sebulan.
Disamping 7 kesalahan di atas, Uelman menyarankan untuk tepat dalam mengelola stres. Tekanan mungkin tak bisa dihindari, tetapi bagaimana mengelolanya menjadi hal penting.