Harga Bitcoin Jatuh, Pendiri Bursa Kripto Huobi: Kita Sekarang Berada di Tahap Awal Bear Market
JAKARTA – Salah satu pendiri exchange kripto Huobi, Du Jun mengungkapkan bahwa saat ini adalah tahap awal dari bear market. Pernyataan tersebut disampaikan Du Jun dalam wawancara dengan CNBC yang membahas kapan bull market Bitcoin berikutnya.
Dilansir dari Bitcoin.com News, petinggi bursa kripto Huobi tersebut menjelaskan bahwa pasar bullish bitcoin terkait erat dengan halving yang terjadi setiap 210.000 blok atau kira-kira setiap 4 tahun. Yang berikutnya akan terjadi pada tahun 2024.
Sebagai informasi, halving atau Bitcoin halving adalah kondisi ketika imbalan (block reward) bagi penambang Bitcoin berkurang setengahnya setelah selesai menambang 210.000 blok.
Du Jun memaparkan bahwa separuh terakhir terjadi pada Mei 2020. Kemudian Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masanya (ATH) di atas 68.000 dolar AS per koin pada tahun 2021. Demikian pula yang terjadi pada tahun 2016, menjadikan harga Bitcoin tembus rekor barunya. Pada tahun berikutnya, harga Bitcoin jatuh setelah tembus ATH.
Mengingat harga Bitcoin telah jatuh sekitar 40 persen setelah ATH-nya pada bulan November 2021 lalu, Jun mengatakan bahwa pola di atas masih berlanjut.
Baca juga:
“Kita sekarang berada pada tahap awal bearish market... Mengikuti siklus ini, tidak akan sampai akhir 2024 hingga awal 2025 kita dapat menyambut pasar bullish berikutnya di bitcoin,” papar Du Jun.
Kendati begitu, dia mengaku saat ini sangat sulit untuk memprediksi dengan tepat pergerakan kripto nomor satu dunia itu. Pasalnya ada banyak faktor yang turut mempengaruhi pasar kripto seperti masalah geopolitik dan Covid.
“Sangat sulit untuk memprediksi dengan tepat karena ada begitu banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar juga — seperti masalah geopolitik termasuk perang, atau Covid baru-baru ini, juga mempengaruhi pasar.”
Selain Du Jun, seorang analis dari bank terbesar di Swiss, UBS, juga mengatakan bahwa saat ini sedang berada di crypto winter setelah memperingatkan bahwa musim dingin kripto terjadi di tengah ekspektasi kenaikan harga BTC dan juga regulasi suku bunga The Fed. Pada pekan lalu, trader futures veteran Peter Brandt juga menunjukkan bahwa masa koreksi Bitcoin masih lama.