Amerika Serikat Sebut Klaim Penarikan Pasukan Rusia dari Perbatasan Ukraina Adalah Palsu
JAKARTA - Amerika Serikat tidak percaya klaim Rusia untuk menarik pasukan dari perbatasan Ukraina, mencurigai Moskow telah meningkatkan kehadirannya sebanyak 7.000 tentara, kata seorang pejabat senior Pemerintahan Presiden Biden, Rabu.
"Jadi kemarin, Pemerintah Rusia mengatakan sedang menarik pasukan dari perbatasan dengan Ukraina. Tapi kami sekarang tahu itu palsu," kata pejabat itu kepada wartawan tanpa memberikan rincian atau memberikan bukti, melansir Reuters 17 Februari
Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Pemerintahan Biden mengkonfirmasi "Rusia telah meningkatkan kehadiran pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina sebanyak 7.000 tentara" dengan banyak dari mereka tiba baru-baru ini pada Hari Rabu.
Pejabat senior administrasi juga mengatakan, Rusia secara terbuka mengklaim terlibat dalam diplomasi dan membuat klaim "de-eskalasi" sementara "secara pribadi memobilisasi untuk perang."
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Rabu telah menarik mundur pasukannya, setelah latihan di dekat Ukraina dan menerbitkan video yang dikatakan menunjukkan pasukan meninggalkan semenanjung Krimea.
Tetapi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara di MSNBC pada Hari Rabu, bahwa "unit penting" sedang bergerak menuju perbatasan.
Baca juga:
- Menteri Pertahanan Rusia Kunjungi Suriah, Pakar: Kirim Pesan Peringatan ke AS dan NATO
- Pesawat AS 'Dipepet' Jet Tempur Rusia di Laut Mediterania, Pentagon Hubungi Moskow
- Tak Anggap Serius Pernyataan Stoltenberg, Jubir Kemlu Rusia: Sekretaris Jenderal NATO atau Bankir, Saya Masih Bingung
- AS dan NATO Sebut Rusia Masih Mengerahkan Pasukannya di Sekitar Ukraina, Menlu Blinken: Unit Penting Menuju Perbatasan
Untuk diketahui, pada Hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengatakan Amerika Serikat memperkirakan sekitar 150.000 tentara Rusia telah mengepung Ukraina, meningkat dari perkiraan sebelumnya sekitar 100.000.
Pejabat senior administrasi mengatakan, Amerika Serikat terus menerima informasi yang menunjukkan Rusia dapat "meluncurkan dalih palsu setiap saat" untuk membenarkan invasi ke Ukraina.
Pejabat itu menunjuk pada peningkatan klaim palsu dan disinformasi online oleh Rusia dalam beberapa hari terakhir.