Varian Omicron Sebabkan Lonjakan Infeksi, Pasien COVID-19 Gejala Ringan Diminta Jalani Perawatan Mandiri

JAKARTA - Otoritas Korea Selatan mengatakan pada Hari Kamis pasien dengan gejala virus corona ringan harus merawat diri mereka sendiri, untuk memberikan kesempatan sumber daya medis merawat pasien dengan gejala lebih serius, ketika infeksi baru mencapai titik tertinggi baru karena varian Omicron yang menyebar cepat.

Korea Selatan termasuk ke dalam negara yang memiliki kisah sukses mitigasi COVID-19 berkat pengujian dan penelusuran yang agresif, penerapan jarak sosial dan pemakaian masker.

Namun, seiring penyebaran varian Omicron yang sangat menular, Pemerintah bulan ini mulai mengalihkan strateginya dari pengujian dan penelusuran ke pemantauan mandiri, diagnosis dan perawatan di rumah.

Mulai Kamis, pihak berwenang hanya akan memberikan perawatan kepada pasien COVID-19 berusia 60 dan lebih tua atau dengan kondisi yang mendasarinya. Sementara yang lain memantau diri mereka sendiri, mencari bantuan medis dari klinik yang ditunjuk jika kondisinya memburuk.

Perlengkapan medis termasuk alat pengukur saturasi oksigen, termometer, dan obat demam, yang sebelumnya tersedia untuk semua pasien yang merawat diri sendiri di rumah, sekarang akan didistribusikan hanya kepada kelompok prioritas.

Adapun mereka yang terinfeksi COVID-19 tetapi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala sekarang harus membeli barang-barang tersebut dengan biaya sendiri.

Para pejabat memperkirakan sekitar 13,5 persen kasus baru akan diklasifikasikan sebagai kelompok berisiko tinggi. Pemerintah sendiri telah menghapus pelacakan kontak dan wajib isolasi mandiri.

"Skema sebelumnya tidak lagi realistis mengingat sumber daya kami yang terbatas, membutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang besar dibandingkan dengan kebutuhan medis kami," terang juru bicara Kementerian Kesehatan Son Young-rae mengutip Reuters 10 Februari.

"Tujuan dari sistem respons Omicron baru kami adalah untuk meminimalkan kasus serius dan kematian dengan berfokus pada mendiagnosis dan merawat kelompok berisiko tinggi, dan untuk mencegah kejenuhan dan keruntuhan kapasitas medis kami," sambungnya.

Jumlah kasus baru harian COVID-19 di Korea Selatan mencapai rekor baru pada Rabu kemarin dengan catatat 54.122 kasus, menjadikan total infeksi menyentuh 1.185.361 di antara 52 juta penduduk, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA). Sementara untuk jumlah kematian bertambah sebanyak 20 orang, dengan jumlah total kini tercatat 6.943 kematian.

Jumlah harian telah melonjak lebih dari dua kali lipat dalam waktu kurang dari seminggu, dan dapat mencapai sekitar 170.000 kasus akhir bulan ini dengan hingga 1 juta dalam perawatan di rumah, sebut KDCA.

Lebih jauh KDCA menerangkan, sekitar 551.000 dosis vaksin Novavax Inc yang diproduksi secara lokal, oleh pengembang vaksin Korea Selatan SK Bioscience Co Ltd., dikirimkan pada Hari Kamis.

Sementara itu, Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan mengesahkan vaksin bulan lalu, setelah menyetujui produk yang dibuat oleh AstraZeneca Inc., Pfizer., Moderna Inc., dan Johnson & Johnson's Janssen (JNJ.N).

Vaksin Novavax akan diberikan untuk orang yang tidak divaksinasi, terutama dari kelompok berisiko tinggi, kata pejabat KDCA Lim Sook-young kepada wartawan. Sebanyak lebih dari 1 juta dosis diharapkan akan dikirimkan minggu ini.

Untuk diketahui, sekitar 96 persen orang dewasa Korea Selatan telah divaksinasi lengkap dan hampir 65 persen menerima suntikan booster, data KDCA menunjukkan.