AS Peringatkan Perusahan China untuk Tidak Membantu Rusia Terkait Kemungkinan Sanksi Mengenai Ukraina
JAKARTA - Amerika Serikat memperingatkan perusahaan-perusahaan China pada Hari Kamis, mereka akan menghadapi konsekuensi jika berusaha untuk menghindari kontrol ekspor yang dikenakan pada Moskow, bila Rusia menyerang Ukraina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price membuat pernyataan itu, setelah Kementerian Luar Negeri China mengatakan, China dan Rusia telah mengoordinasikan posisi mereka di Ukraina selama pertemuan antara menteri luar negeri mereka di Beijing pada Hari Kamis.
"Kami memiliki serangkaian alat yang dapat kami gunakan, jika kami melihat perusahaan asing, termasuk yang ada di China, melakukan yang terbaik untuk mengisi kembali tindakan kontrol ekspor AS, untuk menghindarinya, untuk menyiasatinya," terang Price dalam jumpa pers reguler, mengutip Reuters 4 Februari.
Negara-negara Barat mengatakan setiap invasi ke Ukraina oleh Rusia, akan membawa sanksi terhadap Moskow dengan Washington mengatakan pihaknya siap untuk menjatuhkan sanksi keuangan, serta tindakan pengendalian ekspor.
Sementara itu, pejabat keamanan nasional Gedung Putih Peter Harrell mengatakan pada Hari Rabu, Washington sedang mengerjakan langkah-langkah pengendalian ekspor dengan sekutu di Asia, termasuk Jepang dan Korea Selatan.
Price mengatakan Rusia harus tahu, hubungan yang lebih dekat dengan Beijing tidak akan menebus konsekuensi yang dikenakan sebagai tanggapan atas invasi.
"Jika Rusia berpikir bahwa itu akan berada dalam posisi untuk mengurangi beberapa konsekuensi itu, dengan hubungan yang lebih dekat dengan (China), itu tidak terjadi. Ini sebenarnya akan membuat ekonomi Rusia, dalam banyak hal, lebih rapuh," ujarnya.
"Jika Anda menyangkal kemampuan untuk bertransaksi dengan Barat, mengimpor dengan Barat, dari Eropa, dari Amerika Serikat, Anda akan secara signifikan menurunkan kapasitas produktif dan potensi inovatif Anda," paparnya.
Price mengungkapkan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi telah berdiskusi panjang, tentang implikasi potensial dari tindakan Rusia terhadap Ukraina dalam panggilan telepon minggu lalu.
Baca juga:
- Diserbu Pasukan Khusus AS: Pemimpin ISIS Quraishi Bunuh Diri, Empat Wanita dan Enam Anak-anak Tewas
- Superyacht Orang Terkaya di Dunia Jeff Bezos Mau Lewat, Jembatan Bersejarah Rotterdam Bakal Dibongkar
- Dewan Eropa Tidak Menghormati Pengadilan Turki, Presiden Erdogan: Kami Juga Tidak akan Menghormati Mereka
- Tidak Hadiri Sidang, Aung San Suu Kyi Dikenai Tuduhan Suap Baru oleh Rezim Militer Myanmar
Terpisah, Kementerian Luar Negeri China mengatakan Menteri Wang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyatakan "pemahaman dan dukungan" untuk posisi Rusia pada keamanan mengenai hubungan Rusia dengan Amerika Serikat dan NATO.
Dikatakan kedua belah pihak mengkoordinasikan posisi mereka pada isu-isu regional yang menjadi perhatian bersama, seperti Ukraina, Afghanistan dan situasi di Semenanjung Korea.
Untuk diketahui, Menteri Lavrov berada di Beijing bersama Presiden Vladimir Putin, yang akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada Hari Jumat sebelum menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.