Bahlil Ungkap Pengusaha Model 'Lo Lagi Lo Lagi', Semua Dicaplok di Jakarta, Daerah Tidak Dapat

JAKARTA - Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa institusi yang dia pimpin berupaya memberi kesempatan yang sama bagi pengusaha daerah untuk dapat memanfaatkan setiap momentum investasi yang hadir di Indonesia.

Menurut dia, hal itu bisa menjadi jalan terbaik untuk mendorong pemerataan pembangunan menuju target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Diungkapkan Bahlil jika pengusaha nasional di daerah kerap kali ketinggalan ‘kue’ investasi karena minimnya akses dan kesempatan dibandingkan dengan para pengusaha di kota-kota besar.

“Kenapa ini kami lakukan ini? Karena dalam rangka untuk memangkas kecenderungan terjadinya monopoli. Kita tidak bisa naïf jika dulu ketika ada investasi asing yang masuk ke daerah itu diambil oleh pengusaha nasional yang ada di Jakarta bukan pengusaha nasional yang ada di daerah,” ujarnya melalui saluran virtual saat berbicara di forum diskusi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pada Senin, 31 Januari.

Bahlil memberikan contoh ketika ketika ada suatu industri yang akan masuk ke Maluku, Papua atau Sulawesi, maka Kementerian Investasi akan membuatkan kebijakan yang mengharuskan adanya kolaborasi langsung dengan pengusaha setempat dan bukan pengusaha daerah yang ada di Jakarta.

“Karena kalau ini terjadi (diambil oleh pengusaha daerah yang ada di Jakarta), maka yang ada lo lagi lo lagi,” kata dia.

Untuk itu, Bahlil mendorong peran aktif KPPU sebagai mitra instansinya untuk meningkatkan dan menggiatkan upaya pengawasan di dunia usaha.

“Tidak bisa lagi praktik-praktik seperti dulu dibiarkan. Kita semua punya tugas untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai mandatori. Kalau tidak ada pengawasan yang baik maka akan melahirkan monopoli. Kalau monopoli ini terjadi maka akan timbul oligarki ekonomi dan itu sangat tidak bagus untuk perkembangan sebuah negara,” tegasnya.

Untuk diketahui, Bahlil adalah sosok birokrat yang berasal dari kalangan pengusaha. Dia menjadi tokoh nasional asal Indonesia Timur yang kerap menggaungkan semangat entrepreneur bagi seluruh masyarakat.

Pasalnya, upaya memperbanyak kegiatan wirausaha dapat menjadi jalan terbaik untuk meraih predikat Indonesia Maju selain peningkatan kualitas sumber daya manusia dunia kerja.

“Jumlah pengusaha kita baru 3,4 persen populasi, idealnya double digit untuk mendorong pendapatan perkapita kita dari 4000 dolar menjadi 12.000 dolar,” tutup Bahlil.