Redakan Ketegangan, Istanbul Bakal Jadi Tuan Rumah Dialog Rusia dengan Ukraina
JAKARTA - Jika tidak ada aral melintang, Istanbul akan menjadi tempat pertemuan antara Rusia dengan Ukraina, sebut sumber diplomatik Turki, tanpa menunjukkan tanggal yang tepat karena ketegangan di kawasan itu telah mencapai titik tertinggi baru.
Sumber diplomatik menggarisbawahi, posisi Turki tetap jelas, yaitu untuk mengurangi ketegangan, mencegah eskalasi dan meningkatkan dialog.
"Pembicaraan dan upaya untuk mengadakan putaran berikutnya dari Grup Kontak Trilateral, yang terdiri dari Rusia, Ukraina dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Istanbul terus berlanjut," sebut sumber itu, mengutip Daily Sabah 20 Januari.
Menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Turki memiliki hubungan baik dengan Moskow, meskipun menentang kebijakan Rusia di Suriah dan Libya. Ia telah menjalin kerja sama energi dan pertahanan dengan Rusia, sambil menentang pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia pada tahun 2014 di Ukraina.
Kabar Istanbul akan menjadi tuan rumah pertemuan Rusia dan Ukraina, menyusul pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang menyebut siap memfasilitasi pertemuan Presiden Vladimir Putin dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan, Presiden Erdogan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Turki untuk "menyelesaikan perbedaan" antara kedua negara.
"Turki siap berperan dalam peran apa pun untuk mengurangi ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Presiden Erdogan mengadakan negosiasi baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin maupun Presiden Ukraina Vladimir Zelensky," jelas Kalin mengutip TASS.
"Bahkan, Dia (Presiden Erdogan) telah mengundang mereka berdua untuk datang ke Turki, jika mereka ingin bertemu dan menyelesaikan masalah dan perbedaan pendapat mereka," sambungnya.
Rusia akan menyambut upaya salah satu mitra internasional mereka, Turki, untuk dapat mendorong Ukraina menerapkan Protokol Minsk, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rabu.
Mengomentari usulan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk mengatur pertemuan antara para pemimpin Rusia dan Ukraina, Peskov mengatakan Rusia menyambut baik upaya negara mana pun yang bertujuan untuk menyelesaikan situasi di Ukraina.
"Kami menyambut baik upaya negara mana pun yang dapat membantu menyelesaikan situasi di Ukraina. Ketidaksepakatan utama antara Rusia dan Ukraina terkait dengan penundaan implementasi perjanjian Minsk oleh Kyiv," ujar Peskov.
"Jika mitra Turki kami dapat mempengaruhi Ukraina dan mendorong mereka untuk memenuhi perjanjian dan komitmen mereka sebelumnya, ini akan disambut baik," sambungnya dalam briefing harian.
Baca juga:
- Masih Muda, PM Finlandia Berani Tegas Soal NATO: Tidak Ada yang Bisa Mempengaruhi Kita, Bukan AS, Bukan Rusia
- Mahkamah Agung AS Tolak Permintaan Donald Trump untuk Merahasiakan Catatan Penyerangan Capitol Hill
- Tegas Peringatkan Moskow, Presiden Biden: Akan Jadi Bencana Bagi Rusia Jika Mereka Menginvasi Ukraina
- Dinilai Tak Becus Tangani Unjuk Rasa, Presiden Kazakhstan Tokayev Pecat Menteri Pertahanan Bektanov
Untuk diketahui, Presiden Erdogan berulang kali menyatakan tahun lalu, Ia ingin menengahi dalam menyelesaikan krisis antara Rusia dan Ukraina. Dalam pembicaraan telepon yang diadakan pada Desember 2021, Presiden Putin menunjukkan kepada Presiden Erdogan, Kiev terus mengejar kebijakan destruktif yang bertujuan mengganggu Kesepakatan Minsk untuk menyelesaikan situasi di tenggara Ukraina.
"Kami melakukan ini sebagai Turki, sebagai negara yang bersahabat dengan Rusia dan Ukraina, tetapi juga sebagai sekutu NATO," tandas Kalin.