Alhamdulillah, Kementerian Luar Negeri Sebut Enam WNI di Tonga Selamat
JAKARTA - Kabar baik datang dari Tonga, di mana warga negara Indonesia (WNI) yang berada di sana, sudah berhasil dihubungi dan dikonfirmasi dalam kondisi selamat dari erupsi gunung bawah laut dan tsunami yang melanda negara itu.
Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai mengirimkan gelombang tsunami melintasi Samudra Pasifik ketika meletus dengan ledakan yang terdengar sejauh 2.300 km (1.430 mil) di Selandia Baru pada 15 Januari lalu.
Letusan gunung mengakibatkan gugusan pulau di Tonga tertutup abu vulkanik dan gelombang tsunami setinggi 15 meter yang menghantam pesisir barat Pulau Tongatapu, ‘Eua, dan Ha’apai. Asesmen kerusakan awal tengah dilakukan oleh National Emergency Management Committee (NEMC) Pemerintah Tonga.
Terkait dengan kondisi di Tonga, Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan kondisi seluruh WNI di sana selamat. Jumlahnya pun bertambah, dari semula disebutkan lima orang, menjadi enam orang.
"Semula dilaporkan ada lima orang tetapi informasi terakhir dari KBRI Wellington terdapat tambahan satu WNI lagi, jadi total enam WNI dan selamat di Tonga," ujar Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Indonesia Judha Nugraha, dalam keterangan pers virtual Kamis 20 Januari.
"Mereka yakni WNI atas nama Thomas Egbert (contact person KBRI Wellington di Tonga), tiga orang anak buah kapal, sementara dua orang lainnya masih didalami informasinya," sambung Judha.
Dalam kesempatan yang sama, Judha pun mengingatkan kembali pentingnya lapor diri bagi WNI yang berada di luar negeri kepada KBRI atau perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Disebutkannya, data WNI yang ada di KBRI Wellington adalah lima orang.
SEE ALSO:
Sementara itu, mengenai kemunkinan pengiriman bantuan kemanusiaan dari Indonesia untuk Tonga, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, hingga saat ini masih dilakukan pendalaman situasi di Tonga, serta pembahasan bantuan yang akan diberikan.
"Kemlu masih mendalami situasi di lapangan. Hingga saat ini masih dalam pembahasan, apakah kita akan membantu di tahap perencanaan atau rekonstruksi di Tonga," singkatnya.