Masih Muda, PM Finlandia Berani Tegas Soal NATO: Tidak Ada yang Bisa Mempengaruhi Kita, Bukan AS, Bukan Rusia

JAKARTA - Finlandia tidak berencana untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam waktu dekat, tetapi siap untuk berdiri dengan Sekutu Eropa dan Amerika Serikat dengan menjatuhkan sanksi keras pada Rusia jika menyerang Ukraina, menurut Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin.

"Itu akan memiliki dampak yang sangat besar dan sanksinya akan sangat berat," kata Marin kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dikutip 20 Januari.

PM Marin (36) mengatakan, sangat tidak mungkin Finlandia akan mengajukan keanggotaan NATO selama masa jabatannya.

Negara Nordik berbagi perbatasan 1.340 km (833 mil) dan sejarah yang sulit dengan Rusia dan Uni Soviet, termasuk bentrokan selama Perang Dunia Kedua, tetapi telah memilih untuk hanya bekerja sama dengan aliansi keamanan Barat daripada bergabung.

Pada Hari Selasa, Presiden AS Joe Biden menelepon Presiden Finlandia Sauli Niinisto untuk berbicara dengannya untuk kedua kalinya dalam sebulan, guna membahas "pentingnya kemitraan pertahanan erat Finlandia dengan Amerika Serikat dan dengan NATO", tulis kantor Presiden Biden dalam sebuah pernyataan.

PM Finlandia Sanna Marin. (Wikimedia Commons/FinnishGovernment)

PM Marin bungkam tentang diskusi, tetapi mengatakan dia yakin negara-negara lain menghargai fakta,Finlandia telah lama mempertahankan hubungan "fungsional" dengan Rusia.

Lebih jauh politisi Partai Demokrat Sosial ini mengatakan, Finlandia tetap teguh pada pendiriannya sebelumnya, bahwa mereka memiliki hak untuk bergabung dengan NATO suatu hari nanti jika memutuskan demikian.

"Tidak ada yang bisa mempengaruhi kita, bukan Amerika Serikat, bukan Rusia, bukan orang lain," tambahnya.

Untuk diketahui, Finlandia pada Bulan Desember memilih jet tempur F-35 sejalan dengan kebijakan persenjataan pasukan pertahanannya yang didasarkan pada peralatan militer baru, yang kompatibel dengan negara-negara NATO.

Sementara, Finlandia perlu menunjukkan dukungan publik yang substansial untuk bergabung dengan NATO agar dapat diberikan keanggotaan.

Dalam jajak pendapat baru-baru ini oleh harian terbesar Finlandia Helsingin Sanomat, 28 persen responden ingin Finlandia bergabung dengan NATO, 42 persen menentang dan sisanya tidak yakin, yang berarti kenaikan 8 poin persentase dalam pangsa mereka yang mendukung dari jajak pendapat terakhir di akhir tahun 2019.

"Secara keseluruhan, saya percaya diskusi NATO akan meningkat di tahun-tahun mendatang," pungkas PM Marin.