Menimbang Efektivitas Diet, Kenali Waktu Makan yang Tepat Berdasarkan Bioritme

JAKARTA – Bioritme merupakan akronim dari ritme biologis yang berkaitan dengan siklus alami dari perubahan kimia tubuh serta fungsinya. Bioritme merupakan acuan tepat untuk mengatur waktu makan, tidak hanya bagi Anda yang sedang menjalani diet tetapi waktu makan secara umum.

Untuk efektif menurunkan berat badan, dipahami dengan makan sedikit kalori dan lebih banyak pembakaran kalori. Tetapi, menurut profesor psikologi, neurosains, molecular virology, imunologi dan genetika medis di Ohio State University, Gary L. Wenk, Ph.D., pemahaman tersebut acapkali gagal alias diet tidak bekerja secara efektif.

Terang Wenk, tubuh manusia tidak seperti tungku pemanas yang selalu mengolah apapun yang kita lempar tidak peduli waktu. Maka tidak mengherankan, bioritme perlu dipertimbangkan sebagai acuan untuk mengatur waktu makan. Lantas, jika sedang diet intermittent, misalnya, kapan waktu makan yang paling tepat?

Ilusrasi waktu makan yang tepat (Unsplash/Breakslow)

Sebuah studi menyelidiki efektivitas diet, dilansir Psychology Today, Kamis, 13 Januari, diikuti 116 orang dewasa pria dan wanita usia 18-64 tahun dengan berat badah berlebih atau obesitas. Makan setiap kelompok dikontrol sebanyak 3 kali sehari. Kelompok pertama, dibatasi waktu makan, yang mana dalam waktu 8 jam boleh makan apapun yang mereka mau dari siang hingga jam 8 malam. Hasil yang diukur dari penelitian ini adalah penurunan berat badan.

Selain penurunan berat badan, studi ini juga memantau bagaimana bioritme bekerja pada sistem metabolik dengan mengukur tingkat lemak dan massa tanpa lemak, insulin puasa, glukosa puasa, dan pengeluaran energi total serta waktu istirahat. Hasil dari kelompok pertama, penurunan berat badan cukup sedikit atau sekitar 1,17 persen dan tidak signifikan perbedaannya dengan penurunan kelompok kontrol.

Penyelidikan tersebut menyimpulkan bahwa makanan yang dibatasi waktu tidak lebih efektif dalam menurunkan berat badan daripada makan sepanjang hari. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa gangguan pada bioritme dapat menyebabkan obesitas dan obesitas juga dapat mengganggu bioritme normal.

Menurut penelitian lain pada wanita dengan kelebihan berat badan, mereka membagi dalam dua kelompok. Kelompok yang sarapan dengan ukuran 700 kkal, makan siang 500 kkal, dan makan malam 200 kkal. Kelompok kedua, sarapan 200 kkal, makan siang 500 kkal, dan makan malam 700 kkal. Hasilnya kelompok pertama dengan porsi sarapan lebih banyak kalori menunjukkan penurunan berat badan yang lebih besar dan pengurangan lingkar pinggang.

Tingkat glukosa puasa dan insulin juga menurun secara signifikan. Rata-rata kadar trigliserida menurun sebesar 33,6 persen pada kelompok pertama dan meningkat secara signifikan pada kelompok kedua. Dari temuan penelitian tersebut, memang tetap disarankan makan makanan sehat dan porsinya terukur serta penyesuaikan waktu dengan aktivitas. Apabila Anda bekerja shift malam, tetap jalani waktu makan menurut bioritme atau jangan melewatkan sarapan pagi dengan porsi lebih banyak kalori.