Dukung Hilirisasi Industri Logam, Kemenperin dan Pemkab Morowali Kembangkan Pendidikan Vokasi

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) disebutkan mencapai kesepakatan kerja dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali terkait dengan pengembangan program Pendidikan Setara Diploma Satu Vokasi Industri.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan mengatakan, langkah strategis ini bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dan berdaya saing.

“Program ini berbasis kompetensi di bidang pengolahan logam dengan menyesuaikan kebutuhan sejumlah industri di Kabupaten Morowali, dimana jumlah kebutuhan SDM industri pertahun telah tembus di angka 682.000 orang, sedangkan jumlah rata-rata kebutuhan tenaga kerja sebanyak 40.000 orang pertahun,” ujarnya dalam keterangan pers, Minggu, 9 Januari.

Menurut Gunawan, Kemenperin dan Pemkab Morowali ingin meningkatkan potensi pengembangan industri pengolahan logam . Upaya tersebut sejalan dengan tekad pemerintah dalam menjalankan kebijakan hilirisasi industri, khususnya untuk meningkatkan nilai tambah minerba yang ada di dalam negeri.

Dalam catatan Gunawan, hilirisasi industri di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, yang sudah berhasil melakukan hilirisasi terhadap nickel ore menjadi stainless steel. Sebagai gambaran, harga nickel ore kalau dijual hanya sekitar 40-60 dolar AS, sedangkan ketika sudah menjadi stainless steel harganya bisa di atas 2000 dolar AS.

“Nilai ekspor produk dari Kawasan Industri Morowali sudah mampu menembus 4 miliar dolar AS, baik itu pengapalan produk hot rolled coil maupun cold rolled coil ke Amerika Serikat dan China. Kontribusi Kawasan Industri Morowali juga tercermin dari capaian investasi yang signifikan, lebih dari 5 miliar dolar AS dan jumlah penyerapan tenaga kerja melampaui 30.000 orang,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Morowali Taslim mengungkapkan sinergi yang dibangun mencakup pula pengembangan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk tekstil dan pengolahan ikan roa.

“Ke depan, kerja sama yang dilakukan tidak hanya untuk penyediaan industri logam saja, tetapi juga pengembangan sentra IKM di bidang garmen dan program-program pengembangan SDM industri lainnya,” katanya.

Kerja sama yang diinisiasi BPSDMI Kemenperin dengan berbagai pemangku kepentingan diklaim mampu menghasilkan SDM industri kompeten sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri serta terus mendorong potensi daerah guna meningkatkan daya saing.