KSP Moeldoko Tegaskan, Pemerintah Tak Menggunakan Pendekatan Militer Atasi Masalah di Papua

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menegaskan, Indonesia tidak lagi menggunakan pendekatan militer untuk menangani persoalan di Papua namun menggunakan pendekatan yang komprehensif.

"Sejak awal, pemerintah Indonesia memahami dan menyadari bahwa isu Papua tidak bisa hanya diselesaikan dengan pendekatan militer," kata Moeldoko saat bertemu dengan Duta besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett, di Bina Graha Jakarta, Antara, Selasa, 4 Januari.

Moeldoko mengatakan, pendekatan komprehensif yang menyangkut pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan lebih dikedepankan pemerintah untuk menangani persoalan di Papua. "Karena masalah pendidikan, masalah kesehatan dan kemiskinan harus kita selesaikan dan ini penting bagi Indonesia," ujar Moeldoko.

Untuk itu, kata dia, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Inpres Nomor 9/2020 mengenai percepatan pembangunan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat. Program percepatan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat itu dipimpin oleh Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin.

Namun, Moeldoko tidak memungkiri ada dinamika yang berkembang di Papua menyusul serangan kelompok bersenjata yang menargetkan fasilitas umum seperti sekolah bahkan serangan terhadap guru dan para dokter.

Ia mengatakan, dinamika itu tidak bisa diabaikan. Meski demikian pengerahan tentara ke Papua ditujukan untuk membantu pihak polisi, bukan untuk tujuan operasi militer.

Mantan panglima TNI yang pernah menjadi komandan satuan-satuan teritorial itu juga menegaskan, para tentara yang dikerahkan ke Papua juga ditujukan untuk pengamanan perbatasan sesuai dengan amanat UU Nomor 34/2004 tentang TNI.

"Sewaktu saya masih menjabat sebagai panglima TNI, doktrin saya kepada prajurit saya adalah bahwa tentara yang akan berangkat ke Papua harus menaruh cangkul di depan, senjata dikalungkan belakang. Itu artinya pendekatan kesejahteraan adalah nomor satu," kata dia.

Makna doktrin itu adalah kedatangan prajurit ke Papua harus bisa mengubah situasi sulit jadi mudah, dan kondisi miskin menjadi sejahtera. Para tentara juga diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan menyalurkan bantuan kesehatan bagi warga Papua.

Sementara itu, Burnett ditunjuk menjadi Dubes Selandia Baru untuk Indonesia sejak September 2021. Sebelum menjabat menjadi duta besar untuk Indonesia dia merupakan seorang perwira militer Selandia Baru selama 35 tahun.

“Penjelasan dari Bapak Moeldoko sangat berguna dan kami sangat mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam menangani isu Papua. Saya pun ingin mengunjungi Papua secara langsung dan berdialog dengan orang-orang disana,” kata dia, sebagaimana dikutip dari keterangan resmi KSP.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru semakin menguat setelah kedua negara menandatangani Komisi Bersama Tingkat Kementerian (JMC) ke-9 pada Juli 2020. Dalam dokumen yang ditandatangani itu, kedua negara menyepakati 45 butir rencana aksi yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kerja sama dalam lima tahun ke depan.