Jumpai Tempat Wisata di Pesawaran Abai Prokes, Bupati Dendi Ramadhona Keluarkan Teguran Keras

BANDARLAMPUNG - Bupati Pesawaran, Badarlampung, Dendi Ramadhona menegur tempat wisata di wilayahnya yang tidak menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat kepada pengunjung yang datang.

"Saya telah meninjau lokasi wisata. Ternyata masih ditemui ada yang melebihi kapasitas lalu penerapan prokesnya tidak ketat dan itu sudah kita tegur langsung," kata Dendi Ramadhona di Pesawaran, Lampung, Antara, Sabtu, 1 Januari.

Dendi mengimbau agar setiap destinasi wisata harus menerapkan prokes dengan ketat guna mencegah penularan COVID-19. Apabila masih ada yang tidak mengindahkan maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas.

"Bila masih ada yang tidak terapkan prokes seperti terjadi kerumunan dan tak memakai masker serta kapasitas berlebih maka kita akan ambil kebijakan menutup kembali destinasi wisata ini," ujarnya.

Ia pun meminta kepada pengelola destinasi wisata di Pesawaran agar tidak menerima dan membatasi pengunjung setelah kapasitas yang telah ditentukan terpenuhi atau 50 persen dari keadaan normal.

"Kabupaten Pesawaran memang membuat kebijakan membuka destinasi wisata dengan persyaratan prokes ketat. Jadi saya minta kerja samanya dengan satgas dari pemilik wisata agar kapasitasnya dibatasi," kata dia.

Dalam tinjauan ke salah satu destinasi wisata, Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona meminta wisatawan menerapkan prokes dan menegur pengelola wisata agar menyediakan masker untuk pengunjung serta aktif dalam mengedukasi protokol kesehatan.

Sementara itu, pengelola salah satu wisata bahari di Pesawaran, Mutun Ms Town, Aan, mengatakan pihaknya telah menyiapkan satgas mandiri untuk memperingatkan prokes kepada pengunjung.

"Kita punya 6 anggota satgas. Didampingi satgas kabupaten, desa yang juga ikut memperingatkan prokes," kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, pihaknya pun akan melakukan pembatasan pengunjung ke lokasi wisatanya, sebagaimana peraturan yang diterapkan pemerintah.

"Perkiraan yang masuk baru 20 persen dari kapasitas 5.000 orang. Kalau nanti sudah maksimal akan dibuat rolling, jadi kendaraan yang antre tidak diputar balik tapi menunggu ada yang ke luar lalu gantian," kata dia.