Giring Sindir Sosok Pembohong Pernah Dipecat Jokowi, Gerindra: Anies Tak Usah Tanggapi, Bukan Kelasnya 

JAKARTA - Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha menyinggung sosok pembohong dan pernah dipecat Presiden Jokowi dalam pidato HUT ke-7 PSI. Pernyataan ini menimbulkan reaksi dari berbagai pihak.

Meski tak disebutkan namanya, sosok yang disindir Giring mengarah kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mengingat, Anies pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sebelum diganti oleh Jokowi.

Merespons hal itu, Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Gerindra, Mohamad Taufik menyebut jika sosok yang disindir adalah Anies, maka Anies tak perlu menanggapi.

"Ngapain mau tanggapin kayak gitu? Enggak usah. (Giring) bukan kelasnya (Anies)," kata Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat, 24 Desember.

Taufik menilai, Giring memang tokoh politik yang sering mencari kesalahan orang lain. Lagipula, jika memang benar Anies adalah sosok pembohong, Taufik meminta Giring untuk membuktikannya. Jika tidak, pernyataan Giring hanyalah mencari sensasi semata.

"Giring itu enggak ada capeknya nyari kesalahan orang yang belum tentu salah, saya kira mesti dia tunjukkan lah cara politik yang baik yang bagus. Jangan asal ngomong juga. Kalau saya sih memaklumi saja, kan dia lagi nyari konten buat TikTok-nya, buat medsosnya," ucap Taufik.

Giring sebelumnya menyatakan kemajuan Indonesia akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam Pilkada.

"Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” kata Giring dalam pidato di Puncak acara hari ulang tahun ke-7 PSI di Jakarta yang juga dihadiri Presiden Jokowi.

Karena itu, lanjut Giring, seluruh pengurus dan kader PSI akan berjuang keras agar yang kelak terpilih menggantikan Jokowi adalah orang yang punya komitmen melanjutkan kerja yang telah dilakukan Jokowi.

“PSI ingin menarik garis tegas, tidak berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara termasuk dengan memperalat agama, main mata dengan kelompok intoleran, menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik,” lanjut Giring.