Giring PSI Sebut Anies Baswedan Pembohong, Wagub DKI: Jangan Menuduh, Tidak Bijak Apalagi Dilakukan Tokoh
Wagub DKI Riza Patria/DOK VOI-Diah Ayu

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria merespons pernyataan politikus PSI Giring Ganesha yang menyebut Anies Baswedan pembohong. Riza mengingatkan Giring tak asal bicara.

“Yang pertama, sebagai warga bangsa kita harus bijak, harus hati-hati, jangan saling menyalahkan satu sama lain sesama anak bangsa. A palagi generasi muda harus menunjukkan sikap yang baik antara tutur kata perbuatan itu harus sama,” kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 21 September.

Seharusnya semua pihak sambung Wagub DKI saling bersinergi membangun bangsa. 

“Tidak boleh saling menyalahkan apalagi menuduh satu sama lain. Saya kira tidak bijak apalagi dilakukan oleh tokoh-tokoh atau pimpinannya. Jadi mari kita saling berkhusnuzon, saling bersangka baik sesama anak bangsa. Mari kita bersatu kompak membangun bangsa negara, membangun DKI bersama-sama,” tutur Riza.

Diberitakan sebelumnya, Plt Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha menyebut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai pembohong. Jejak ini harus diingat publik dan menjadi pertimbangan dalam memilih saat Pilpres 2024 tiba.

"Pura-pura peduli adalah kebohongan Gubernur Anies di tengah pandemi dan penderitaan rakyat. Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat, sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan presiden 2024. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong, jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan,” kata Giring dilansir dari laman resmi psi.id, Senin, 20 September.

Anies, kata Giring, selalu menampakkan diri sebagai sosok yang peduli dengan penderitaan rakyat di masa pandemi. Sayangnya, hal ini tidak terbukti dengan gelontoran rupiah yang dibelanjakan saat masa pandemi.

"APBD Jakarta yang begitu besar dia belanjakan untuk kepentingan ego pribadi untuk maju sebagai calon presiden 2024. Dia mengabaikan tekanan rakyat yang meminta dia membatalkan rencana balap mobil Formula E dan menggunakan Rp1 triliun uang rakyat untuk acara tidak berguna itu,” tegas Giring.

Uang muka acara Formula E dibayar Anies pada saat pemerintah secara resmi mengumumkan negara dalam keadaan darurat karena pandemi.

"Uang sebanyak itu dihabiskan Anies di tengah penderitaan rakyat yang sakit, meninggal dunia, dan hidupnya susah karena pandemi. Uang Rp1 triliun dia keluarkan padahal rakyat telantar tidak bisa masuk rumah sakit yang penuh. Rakyat kesulitan makan karena kehilangan pekerjaan," ujar Giring.