PKS Soal Artis Kampanye RUU Cipta Kerja: Kalau Tidak Punya Data Sama dengan Buzzer
JAKARTA - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menanggapi sejumlah selebritas yang mengampanyekan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja menjadi suatu hal yang positif bagi masyarakat.
Mardani menganggap, jika para figur publik tersebut tidak memahami dan memaparkan data mengenai isi RUU Cipta Kerja, maka mereka bisa dianggap sebagai buzzer pemerintah. Sebab, saat ini Omnibus Law tersebut mendapat penolakan banyak pihak.
"Kalau mereka tidak punya data, tidak berbeda dengan buzzer. Kalau dia menyebut bahwa ini akan memberikan dampak yang baik, bukan malah memburukkan tenaga kerja kita, ini berbahaya sekali," kata Mardani kepada wartawan, Jumat, 14 Agustus.
Mardani melanjutkan, akan menjadi suatu hal yang berbahaya jika para figur publik tersebut tidak menjelaskan secara lugas muatan RUU Cipta Kerja.
Sebab, penolakan atas RUU ini didasarkan pada potensi hilangnya kepastian pekerjan, potensi pengurangan pendapatan, dan hilangnya jaminan sosial jika Omnibus Law Cipta Kerja disahkan.
"Ini sesuatu yang sangat berbahaya ketika muatan RUU Cipta Kerja tidak disampaikan secara lugas kepada masyarakat. Buat saya, ini pembodohan publik. Harusnya dijelaskan secara jujur apa isi RUU, apa dampaknya kepada masyarakat," jelas dia.
Beberapa waktu lalu, ada sejumlah influencer dan artis yang mengunggah konten dukungan terhadap RUU Cipta Kerja. Mereka kebanyakan mengunggah sebuah video yang menjelaskan mengapa Indonesia butuh rancangan perundangan tersebut di akun Instagram mereka dengan tagar #indonesiabutuhkerja.
Namun, belakangan sejumlah influencer maupun artis tersebut menghapus konten mereka setelah ramai diperbincangkan warganet di media sosial terutama di Twitter.
Adapun beberapa artis yang terlihat mengunggah video dengan tagar #indonesia butuhkerja adalah aktor Gading Martin, aktris Gisella, penyanyi dangdut Cita Citata, penyanyi dangdut Siti Badriah, penyanyi dangdut Inul Daratista, pemain sepak bola Kim Kurniawan, dan masih banyak lagi.