Pilih Setia ke Beijing dan Putus Hubungan Diplomatik Taiwan, Nikaragua: RRC Satu-satunya Pemerintahan yang Sah
JAKARTA - Pemerintah Nikaragua memutuskan hubungan diplomatiknya yang lama dengan Taiwan, mengalihkan kesetiaan ke Beijing sebagai pengakuan atas kebijakan Satu China dari Partai Komunis China pada Hari Kamis, engurangi kumpulan sekutu internasional Taipei yang semakin berkurang.
"Pemerintah Republik Nikaragua hari ini memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan tidak lagi memiliki kontak atau hubungan resmi," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Spanyol dan Inggris, mengutip Reuters 10 Desember.
"Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China, dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China," tambahnya.
Media pemerintah Negeri Tirai Bambu mengatakan, perwakilan pemerintah dari China dan Nikaragua akan mengadakan pembicaraan di Kota Tianjin di China utara pada Hari Jumat ini.
Taiwan menanggapi dengan cepat hal ini, mengungkapkan "rasa sakit dan penyesalan" atas keputusan tersebut. Mengatakan bahwa presiden negara di Amerika Tengah itu, Daniel Ortega, telah mengabaikan persahabatan antara rakyat Taiwan dan Nikaragua.
Namun pemerintah Taiwan juga menyatakan pembangkangan.
"Sebagai anggota masyarakat internasional, Taiwan berhak untuk bertukar dan mengembangkan hubungan diplomatik dengan negara lain," tegas Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Selain itu, Taiwan akan terus mempromosikan 'diplomasi pragmatis' untuk memperluas ruang internasionalnya, sambil berusaha untuk mencapai 'status internasional' Taiwan.
Sebelumnya, China mengatakan Taiwan adalah salah satu provinsinya yang tidak memiliki hak atas status negara, meningkatkan tekanan untuk memenangkan sekutu Taiwan yang tersisa, terutama di Amerika Tengah dan Karibia, dengan El Salvador dan Republik Dominika 'berkiblat' ke Beijing di 2018, dan Panama tahun sebelumnya.
Terpisah, Duta Besar China di PBB, Zhang Jun, mengucapkan selamat kepada Nikaragua.
"Kami sangat memuji keputusan tepat yang dibuat oleh Pemerintah Nikaragua, yang sejalan dengan tren yang berlaku saat ini dan aspirasi masyarakat," tulisnya di Twitter.
"Prinsip Satu-China adalah konsensus yang diterima secara luas oleh komunitas internasional dan tidak memungkinkan adanya tantangan," sambungnya.
Salah satu sumber diplomatik yang berbasis di Taiwan, yang akrab dengan kawasan itu, mengatakan langkah itu tidak mengejutkan, mengingat kurangnya pengaruh Washington dengan Ortega karena sanksi, serta mencari bantuan dan dukungan ke China adalah tindakan yang wajar.
"Tampaknya Ortega sudah muak," ungkap sumber itu kepada Reuters, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Baca juga:
- Tuduh Ukraina Memobilisasi Artileri, Rusia: Negosiasi Penyelesaian Damai Menemui Jalan Buntu
- Ungkap Ada Staf CIA Bekerja di Pemerintahan Rusia pada 1990-an, Presiden Putin: Saya Membersihkan Semuanya
- Tegas Peringatkan Rusia untuk Tidak Menginvasi Ukraina, Menteri Pertahanan Inggris: Saya Tidak Ingin Melihat Perang
- Tentang Rezim Militer, Penduduk Myanmar Lancarkan Pemogokan Serentak dan 'Kampanye Hitam' Hari Ini
Langkah Nikaragua membuat Taiwan hanya memiliki 14 sekutu diplomatik formal, kebanyakan dari mereka di Amerika Latin dan Karibia, ditambah beberapa negara kecil.
Ini juga mengikuti ancaman oleh para pemimpin Honduras yang akan datang untuk memutuskan hubungan dengan Taipei. Namun, sejak pemilihan Honduras bulan lalu, tim di sekitar Presiden Xiomara Castro yang akan datang telah mundur dari posisi itu.
Sebelum Nikaragua, Taiwan kehilangan dua sekutu secara berurutan pada September 2019, ketika Kepulauan Solomon dan Kiribati juga berpaling ke Beijing.