Sri Mulyani Tak Ingin Pertamina Banyak Alasan Soal Isu Transisi Energi, Leadership jadi Sorotan

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mendorong peran aktif PT Pertamina (Persero) untuk mendukung transisi energi di Indonesia menuju arah yang lebih baik.

Menurut Menkeu, Pertamina mempunyai posisi strategis dalam mewujudkan hal tersebut. Pasalnya, sebagai BUMN migas terbesar, Pertamina bakal menjadi barometer dalam optimalisasi sumber-sumber energi yang ramah lingkungan.

Untuk itu, Menkeu menginginkan Pertamina betul-betul serius dalam menggarap bidang energi baru dan terbarukan serta tidak mengesampingkan agenda penting ini dengan target misi yang lain.

“Jadi Pertamina tidak excuse: bu kami banyak sekali misinya. Ya sama (Kementerian Keuangan juga),” ujar dia dalam sebuah webinar pada Selasa, 7 Desember.

Menkeu pun lantas membandingkan dengan cakupan kerja Kementerian Keuangan yang memiliki mandatori tugas di berbagai bidang.

“Sama seperti kami yang punya banyak misi fiskal dalam APBN harus menangani banyak sekali goals, seperti edukasi, kesehatan, pertahanan, keamanan, dan terkait pemerataan. Namun yang perlu diingat adalah bidang energi juga penting,” tuturnya.

Lebih lanjut, bendahara negara percaya jika Pertamina bisa melewati periode transisi energi secara smooth apabila didukung oleh elit yang memiliki semangat visioner tinggi.

“Kita bisa menyelesaikan semuanya kalau Pertamina betul-betul diurus dengan leadership yang percaya bahwa masa depan harus disiapkan dari sekarang, dan kita bertanggung jawab untuk menyiapkan itu,” tegasnya.

Menkeu menambahkan, Pertamina harus melakukan aksinya sedini mungkin agar transisi energi bersih di Indonesia dapat semakin terakselerasi sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah.

“Sekali lagi saya ingin menyampaikan ke Pertamina bahwa kami di Kementerian Keuangan selalu siap untuk menjadi partner untuk terus menavigasi dan mengawal perekonomian Indonesia pulih, serta pada saat yang sama menyiapkan transisi menuju net zero emission,” tutup Menkeu Sri Mulyani.