Anggota DPR Fraksi Golkar Sebut TNI Butuh Tambahan 3.000 Personel di Papua
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi memandang jumlah personel TNI dalam menghadapi konflik di Papua seperti serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih kurang. Setidaknya, kata dia, pemerintah perlu menambah 3.000 personel tambahan.
"Kenapa masih banyak serangan-serangan di sana (Papua), karena memang Keberadaan TNI di sana secara formasi masih kurang 3.000 di sana. Postur keamanan di papua itu masih sangat kurang, harus ditambah," kata Bobby dalam diskusi virtual yang ditayangkan YouTube medcom id, Minggu, 28 November.
Bobby mengungkapkan, ada hitungan ideal dalam penempatan pos strategis personel TNI di Papua. Ia bilang, setiap jarak 5 kilometer harus ditempatkan pos. Sebab, Papua merupakan wilayah yang masih kental dengan vegetasi alam.
"Mereka kan belum terkoneksi, wilayah vegetasi alamnya masih merupakan faktor dominan, bukan kemampuan bersenjata arsenalnya para KKB tersebut. Sehingga, perlu sistem pertahanan regional yang lebih merata," ujar Politikus Golkar ini.
Baca juga:
- Pentolan KKB Papua Temius Magayang Punya Catatan Hitam Kejahatan, Aniaya Staf KPUD Yahukimo dan 3 Pembunuhan
- Tak Hanya Piawai Jaga Perbatasan, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 123/Rajawali Mampu Menjadi Guru di Distrik Sota Papua
- Komisioner Komnas HAM Berharap Bisa Ketemu Panglima Jenderal Andika Sebelum Terbang ke Papua
- Tim Tabur Kejati Papua Barat Tangkap Buronan Korupsi yang Indekos di Setiabudi Jaksel
Meski pemerintah telah menempatkan aparat lain seperti Satgas Polri di Papua, Bobby memandang TNI lebih memahami penanganan serangan KKB di Papua yang memiliki medan lebih sulit dari wilayah lain.
"Dalam upaya penanggulangan teroris, diperlukan kemampuan militer. Kenapa? Karena polisi tidak terbiasa dalam vegetasi alam seperti perang hutan. tidak ada polisi dilatih dalam perang hutan. Itu kan TNI," sebut dia.
Lagipula, menurutnya, kebutuhan tambahan personel TNI bukan hanya bertujuan untuk menghadapi serangan KKB, namun juga dimaksudkan untuk mengembangkan fungsi teritorial organisasi TNI di Papua.
"Papua itu semakin strategis, di mana fungsi teritorialnya seperti di Jawa, Sumatera, kan ada pengembangan organisasi TNI juga di sana. Sehingga, kan koramil-koramil itu juga harus diperbanyak karena makin banyak penduduk di sana. Jadi, ini untuk kebutuhan teritorial," jelasnya.