MUI Gandeng Polri Soal Perekrutan Anggota, Cegah Keterlibatan Kelompok Teror

JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) bakal menggandeng Polri dalam perekrutan jajaran kepengurusan. Tujuannya, agar tidak terjadi keterlibatan anggota dalam aksi terorisme.

"Tetapi adanya peristiwa semacam ini itu membuat MUI sadar bahwa proses seleksi harus dilakukan lebih ketat. Karena itu kedepan kami akan melibatkan Polri, akan melibatkan aparat keamanan dalam proses seleksi anggota MUI," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) M. Najih Arromadloni kepada wartawan, Kamis, 25 November.

Pelibatan Polri ini untuk mendalami latar belakang dari calon anggota. Sebab, tak dipungkiri MUI tak bisa melihat atau mengetahui secara detail ada tidaknya keterlibatan calon anggota dengan kelompok teroris.

Apalagi MUI merupakan wadah yang menghimpun atau bermusyawarah berbagai organisasi masyarakat (ormas) islam di Indonesia. Sehingga, proses perekrutan kepengurusan harus lebih berhati-hati.

"Jadi agar informasi yang kita dapatkan lebih utuh dan lebih mendalam terkait dengan profil calon pengurus MUI," kata Najih.

Walaupun begitu, Najih menyebut hingga saat ini pihaknya masih menggodok aturan terkait perekrutan. Bahkan, hal ini sudah dibahas dalam rapat pimpinan MUI.

"Kami sudah rapat di dewan pimpinan tetapi belum bisa kami sampaikan sekarang," tandas Najih.

Sebagai informasi, Densus 88 Antiteror meringkus tiga terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Bekasi, Jawa Barat. Ketiganya yakni, Farid Okbah, Ahmad Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamat.

Untuk terduga teroris Farid Okbah merupakan Ketua Partai Dakwah Ralyat Indonesia (PDRI). Kemudian, Ahmad Zain merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat.