Kementerian Unifikasi Sebut Korea Utara Belum Membuka Perbatasannya dengan China
JAKARTA - Korea Utara belum membuka kembali perbatasan daratnya dengan China, di tengah indikasi persiapan cepat untuk melonggarkan tindakan penguncian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, menurut Kementerian Unifikasi Seoul.
Korea Selatan telah memantau dengan cermat tanda-tanda Korea Utara membuka kembali perbatasannya, yang tetap ditutup selama hampir dua tahun karena krisis virus corona.
"Tanda-tanda persiapan untuk melanjutkan perdagangan terus terdeteksi, tetapi tidak pada tahap untuk mengatakan perdagangan telah dilanjutkan, atau penguncian perbatasan Korea Utara-China telah dicabut," sebut juru bicara Kementerian Unifikasi Lee Jong-joo dalam konferensi pers reguler, mengutip Korea Times 22 November.
Awal bulan ini, media lokal menyiarkan rekaman kereta api yang melintasi jembatan di atas Sungai Amnok yang menghubungkan Sinuiju di Korea Utara ke kota pelabuhan Dandong di China.
"Kami memantau situasi dengan penuh perhatian, karena pelonggaran penguncian perbatasan oleh Korea Utara akan menghasilkan lingkungan yang lebih baik untuk kerja sama antara kedua Korea atau dengan komunitas internasional," terang Lee.
Untuk diketahui, Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang mengoordinasikan bantuan kemanusiaan ke Korea Utara, meskipun Pyongyang tetap tidak menanggapi tawaran dialog Washington.
Baca juga:
- Resmi Sandang Dan-9 Sabuk Hitam Taekwondo, Donald Trump Sejajar dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
- Rusia Alami Lonjakan Kasus Infeksi COVID-19: Presiden Putin Terima Vaksin Dosis Ketiga, Siap Ikuti Uji Coba Vaksin Nasal
- NATO Tuduh Rusia Siap Serang Ukraina, Kremlin: Itu Dibuat-buat dan Tidak Logis
- Ratu Elizabeth II Hadiri Pembaptisan Dua Cicitnya, Usai Pertemuan dengan Kepala Staf Pertahanan Inggris
Selama briefing Hari Senin, Lee menyatakan kekecewaannya atas sedikit kemajuan dalam pembicaraan antar-Korea, karena Pyongyang tetap diam atas proposal membentuk sistem konferensi virtual yang disodorkan Seoul untuk dialog.
"Kami menyesalkan pemulihan saluran komunikasi belum menghasilkan infrastruktur untuk dialog, seperti sistem konferensi video seperti yang kami usulkan, atau dalam pembicaraan substantif di berbagai daerah," tandasnya.