Bos Cat Avian Konglomerat Hermanto Tanoko Ngobrol dengan Pemilik Garudafood Sudhamek Agoeng Waspodo, Saling Buka-bukaan

JAKARTA - Bagi kalangan entrepreneur sejati pasti sudah paham betul siapa Sudhamek Agoeng Waspodo. Dia adalah salah satu konglomerat kawakan nasional yang merupakan pemilik dari Garudafood.

Dalam sebuah percakapan santai pada podcast di YouTube Hermanto Tanoko, Sudhamek berbagi kisah bagaimana dia menakhodai Garudafood untuk mencapai kejayaan seperti hari ini.

Hermanto Tanoko sendiri adalah konglomerat pemilik Tancorp yang juga produsen Cat Avian. Sudhamek menceritakan kepada Hermanto, kala itu awalnya bos Garudafood itu hanya bekerja paruh waktu di perusahaan keluarga. Namun, sebagai bungsu, sang kakak menganggap kontribusi Sudhamek dapat diandalkan dan harus bekerja penuh waktu.

“Saya diminta untuk membantu usaha keluarga tahun 1991. Tapi saat itu saya mengajukan persyaratan: saya mau hubungannya bukan sebagai kakak dan adik (tapi harus profesional),” ujarnya dikutip Jumat, 19 November.

Dalam tiga tahun pertama, Sudhamek mengaku idealisme tersebut cukup sulit untuk diterapkan. Namun dia berusaha untuk tetap bekerja secara profesional sebagaimana mestinya.

“Biar bagaimanapun mereka kakak-kakak saya, dan saya me-manage perusahaan by heart,” tuturnya.

Dalam satu waktu di sekitar periode 90-an, Sudhamek mencoba membesarkan Garudafood melalui strategi marketing promosi di televisi.

“Waktu saya mau pasang iklan di tv banyak shareholders yang tidak setuju: Sudhamek aneh-aneh aja jualan kacang mau iklan, ini mau bikin bangkrut apa gimana. Saya dapat sugesti begitu goyah juga, tapi akhirnya tetap beriklan dengan alokasi uang Rp400 juta, dan gagal hasilnya,” tutur dia sembari berkelakar mengenang masa indah ketika membesarkan usaha.

Secara jujur, dia menganggap jika nominal tersebut cukup besar untuk Garudafood saat itu. Akan tetapi, pengalaman pahit tidak membuat Sudhamek patah arang. Dia mencoba lagi beriklan di televisi dengan mempertajam konsep.

“Iklan pertama gagal, hati saya gak karuan. Tapi ya sudah kita ulang sekali lagi dan akhirnya meledak dengan tagline ini kacangku,” tegas dia.

Ketika sudah mulai menguasai pasar nasional, Sudhamek makin mengerti makna sebua kesuksesan bisnis. Dia bilang jika segala sesuatu yang diperoleh hari ini merupakan buah ketekunan yang ditanamkan oleh orang tua ketika kecil.

“(Pendapatan usaha) Dari Rp12 miliar sekarang jadi triliunan rupiah. Rezeki itu dicurahkan dari langit, kita manusia tugasnya hanya bekerja keras. Bekerja keras, bekerja keras, dan bekerja keras dan jangan lupa berdoa,” katanya.

Namun sayang, Sudhamek belum sempat membagi kebahagiaan yang dia dapat hari ini dengan kedua orang tua karena telah lebih berpulang.

“Papa dan mama sudah tidak ada, tapi saya yakin mereka senang disana karena semuanya (perusahaan keluarga) yang tadinya pisah-pisah sekarang sudah jadi satu,” tutup dia.