Babak Baru PDIP-Golkar, 'Rebutan' Ganjar Hingga Beda Pendapat soal Kebakaran Kilang Cilacap
JAKARTA - Perseteruan PDIP dan Partai Golkar sepertinya bakal terus berlanjut. Usai saut menyaut antara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto dengan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Nurdin Halid yang menggemparkan perpolitikan Tanah Air gara-gara 'rebutan' Ganjar Pranowo.
Perwakilan relawan pendukung Ganjar, yang menamakan diri mereka Ganjarist, juga menjadi pembicara dalam diskusi tersebut. Ketua Ganjirst, Mazdjo Pray hadir secara langsung.
"Apakah nanti aspirasi relawan ditolak atau tidak ditolak itu tidak penting, yang penting adalah suara Golkar adalah suara rakyat, suara rakyat adalah suara Golkar," kata Nurdin di Gedung DPR, Kamis, 11 November.
"Jadi adinda Mazdjo tidak usah khawatir, nanti kalau Ganjar tidak mendapat tempat di partainya ada Golkar terbuka, apakah nomer satu nomer dua itu soal nanti," imbuhnya.
Menurut Nurdin, Golkar siap menjadi rumah baru untuk Ganjar. Namun, Ganjar diingatkan agar menganggap menjadi pemilik Golkar.
"Pak Airlangga tidak mungkin maju sendiri pasti ada wakil, karena ada aspirasi Mazdjo, di tempatnya tidak ada tempat ini ada rumah baru, tapi ketika kita masuk dalam sebuah rumah yang baru tidak cuma kontrak, jangan jadi pemilik. Bersama-sama dulu baru jadi pemilik," sebut Nurdin.
"Apa yang ditawarkan oleh salah satu elite Golkar tersebut, yakni Pak Nurdin Halid, barangkali menggambarkan keputusasaannya setelah berulang kali membujuk Ganjar Pranowo, namun Bung Ganjar tidak tertarik, dan setiap kali ditanya terkait persoalan capres-cawapres, Bung Ganjar lebih memilih kerja untuk rakyat menangani pandemi," sebut Hasto, kepada wartawan, Jumat, 12 November.
Hasto menyebut Ganjar lahir dari proses kaderisasi. Dia pun meyakini Gubernur Jawa Tengah itu memahami dan taat pada AD/ART partai.
Sekjen PDIP dua periode itu lalu mengungkit jasa-jasa para pihak yang membuat Ganjar terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah. Menurut Hasto, sejarah itu yang membuat Ganjar paham bahwa urusan Pilpres 2024 di tangan Megawati Soekarnoputri.
"Dari proses menjadi Gubernur sendiri, Bung Ganjar tahu betul ketika dicalonkan sebagai gubernur, saat itu elektoralnya jauh di bawah incumbent. Hanya karena melalui kerja kolektif, gotong royong, yang menyatu dengan rakyat, Bung Ganjar bisa diperjuangkan sebagai Gubernur Jawa Tengah," papar Hasto.
"Kesadaran terhadap aspek historis ini menjadikan Bung Ganjar memahami bahwa urusan capres-cawapres kongres partai telah menyerahkan kepada Ibu Ketua Umum Partai," sambung dia.
Selain Hasto, elite PDIP Hendrawan Supratikno juga ikut dalam perseteruan. Hendrawan menganggap Nurdin Halid tidak kredibel membicarakan capres-cawapres Golkar.
"Sebagai patokan, pernyataan yang serius dan kredibel biasanya datang dari Ketua Umum partai dalam forum yang jelas dan mengikat. Kalau tidak itu pasti tetabuhan orkestrasi politik saja," terang Hendrawan.
Baca juga:
- Golkar Sebut Wacana Sabotase di Kebakaran Tangki Pertamina Cilacap Pikiran Kotor, Suudzon
- Seserius Apa Tawaran Golkar untuk Meminang Ganjar Pranowo?
- Ganjar Dinilai Bisa Bangkitkan Rivalitas PDIP-Golkar saat Orba di Pemilu 2024
- Kalau PDIP Lantang Sebut Ada Sabotase di Kebakaran Tangki di Cilacap, Gerindra Memilih 'No Comment'
Tanggapan soal Kebakaran Kilang Pertamina Cilacap
Dia heran, sudah berulangkali terjadi kebakaran dan meminta dilakukan investigasi menyeluruh tetapi hingga kini Pertamina belum juga merealisasikan permohonan tersebut.
Meski banyak pihak yang heran lantaran kebakaran kilang Cilacap terus berulang, namun politikus Golkar itu tidak mau beranggapan miring. Menurutnya, lebih baik Pertamina dan Kementerian BUMN serta pihak berwajib menginvestigasi menyeluruh kebakaran tersebut.
"Makanya sekarang diinvestigasi, kemudian diumumkan kepada publik supaya enggak jadi fitnah. Kemudian, pihak pertamina juga belajar. Dia kelola manajemennya sebab musababnya, kok sampai kebakaran berkali-kali. Tapi kalau kemudian ini ditarik karena ini impor dsb, saya kira terlalu jauh. Ini sama kayak ada gadis cantik masuk RS, jangan-jangan mau masuk RS supaya enggak dilamar menunggu ini, terlalu jauh itu," terang Nusron.
Nusron mengatakan belum ada rencana pembentukan panitia kerja untuk mengusut kebakaran kilang Pertamina.
"Belum ada panja bahwa yang bersangkutan diundang rapat iya tapi kalau panja belum," kata Nusron.