JK Ingatkan Pemerintah dan Masyarakat: Kita Harus Antisipasi Gelombang Ketiga COVID-19
JAKARTA - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, mengingatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk bersiap mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga penularan COVID-19.
Angka kasus penularan COVID-19 di berbagai daerah Indonesia mengalami penurunan hingga 99 persen, namun kewaspadaan harus terus ditingkatkan di masa pandemi.
"Indonesia saat ini sudah jauh menurun hingga 99 persen. Namun kita juga masih bersiap apabila terjadi gelombang ketiga. Tapi harapan kita, mudah-mudahan itu tidak terjadi," kata JK usai beraudiensi dengan perwakilan Pemerintah Belanda di Markas Pusat PMI Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 16 November.
Potensi terjadinya gelombang ketiga penularan COVID-19 tersebut, lanjutnya, juga diprediksi di berbagai negara. Dia menyebutkan rata-rata angka kasus penularan di Indonesia menurun dari 50.000 menjadi 500 kasus per hari.
"Indonesia saat ini sudah jauh menurun. Jika dilihat pada bulan Juni lalu itu 50 ribuan per hari dan sekarang rata-rata 500an per hari atau turun hingga 99 persen," tambahnya.
Oleh karena itu, Wapres mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk terus menjaga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan, terlebih lagi menjelang masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Baca juga:
- 'Kalau OTT Dikasih Tahu, ya Lari', Jawaban Ganjar Setelah Dapat Klarifikasi dari Bupati Banyumas
- Ketua KPK Minta Kepala Daerah Termasuk Bupati Banyumas Tak Risih dengan Kerja Pemberantasan Korupsi
- Pesan KPK ke Kepala Daerah: Kenapa Takut OTT Kalau Tak Langgar Aturan
- Minta KPK Panggil Dulu Sebelum OTT, Bupati Banyumas Achmad Husein: Yang Saya Sampaikan Out of The Box
JK juga mengatakan pemerintah saat ini telah bekerja baik dalam mengendalikan kasus penularan COVID-19, termasuk menyediakan fasilitas yang memenuhi standar.
"Sekarang yang utama kan dibutuhkan disiplin masyarakat karena pemerintah sudah bekerja dengan baik," ujar Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 tersebut.
Sementara itu, untuk mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19, pemerintah berupaya mendatangkan 600.000 hingga 1.000.000 dosis obat antivirus Molnuvirapir pada Desember.
Antivirus yang diklaim menurunkan tingkat kematian dan perawatan akibat COVID-19 hingga 50 persen itu dapat dibeli dengan harga di bawah Rp1 juta.