Amerika Serikat Bakal Jual 280 Rudal Udara-ke-Udara ke Arab Saudi dengan Nilai Mencapai Rp9,3 Triliun
JAKARTA - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata besar pertamanya ke Kerajaan Arab Saudi di bawah Presiden Joe Biden, dengan penjualan 280 rudal udara-ke-udara senilai hingga 650 juta dolar AS atau sekitar Rp9.339.525.000.000, kata Pentagon, Kamis.
Kendati Arab Saudi adalah mitra penting di Timur Tengah, anggota parlemen Amerika Serikat telah mengkritik Riyadh atas keterlibatannya dalam perang di Yaman, konflik yang dianggap sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Mereka telah menolak untuk menyetujui banyak penjualan militer untuk kerajaan tanpa jaminan peralatan AS tidak akan digunakan untuk membunuh warga sipil.
Mengutip Reuters 5 November, Pentagon memberi tahu Kongres tentang penjualan itu pada Hari Kamis. Jika disetujui, kesepakatan itu akan menjadi penjualan pertama ke Arab Saudi sejak Pemerintahan Joe Biden mengadopsi kebijakan hanya menjual senjata pertahanan ke sekutu Teluk itu.
Departemen Luar Negeri telah menyetujui penjualan pada 26 Oktober, kata seorang juru bicara, menambahkan penjualan rudal udara-ke-udara terjadi setelah "peningkatan serangan lintas perbatasan terhadap Arab Saudi selama setahun terakhir."
"Penjualan itu sepenuhnya konsisten dengan janji pemerintah untuk memimpin dengan diplomasi untuk mengakhiri konflik di Yaman," kata juru bicara Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
"Rudal udara-ke-udara memastikan Arab Saudi memiliki sarana untuk mempertahankan diri dari serangan udara Houthi yang didukung Iran," katanya.
Setelah hubungan persahabatan Pemerintahan Donald Trump dengan Riyadh, Pemerintahan Joe Biden menghitung ulang pendekatannya ke Arab Saudi, negara yang memiliki masalah hak asasi manusia yang parah tetapi juga merupakan salah satu sekutu terdekat AS dalam melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.
Baca juga:
- Jalani Karantina Hotel COVID-19, Peneliti Asing Merasa 'Dipenjara' di Jepang: Saya Ingin Jalan atau Beli Makanan
- Saingi Amerika Serikat, China Diproyeksikan Bakal Memiliki 3.000 Hulu Ledak Nuklir pada Tahun 2030
- Kehilangan Ketinggian Kurang dari Lima Detik: Pesawat Kargo Jatuh di Rusia, Tewaskan Seluruh Awak
- Serangan Drone AS Tewaskan 10 Warga Sipil di Afghanistan, Pentagon: Tidak Ada Pelanggaran Hukum
Untuk diketahui, paket penjualan kali ini akan mencakup 280 AIM-120C-7/C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM), 596 LAU-128 Missile Rail Launchers (MRL) bersama dengan kontainer dan peralatan pendukung, suku cadang, rekayasa kontraktor dan dukungan teknis.
Meskipun telah disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai.