Sedang memuat podcast...

Ilustrasi (Clay Banks/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Di tengah pandemi, protes menuntut keadilan atas kesetaraan ras tetap lantang disorakkan. Banyak yang bilang bahwa ini menunjukkan jika ketakutan mereka atas rasisme di sana lebih besar atau setidaknya sama besar dengan keresahan akan penularan COVID-19.

Sebelum berbicara tentang rasisme sistemik di AS, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu rasisme. Rasisme menurut KBBI adalah rasialisme. Rasialisme menurut KBBI adalah paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul; rasisme. Itulah yang terjadi di AS selama ini, bahwa ras kulit hitam merasakan adanya kesenjangan, bahkan secara sistemik.

Dilansir dari Vox, Maimuna Majumder, seorang ahli epidemiologi asal Harvard mengatakan bahwa kebrutalan polisi adalah masalah kesehatan masyarakat di sana karena persentase kematiannya yang tinggi. Bayangkan saja, satu dari setiap 1.000 laki-laki berkulit hitam memiliki kemungkinan meninggal karena dibunuh oleh polisi di AS.

Lantas jika kita melihat apa yang sedang menjadi perhatian dunia sekarang, yaitu pandemi COVID-19. Seiring perkembangannya, semakin jelas terlihat bahwa komunitas berkulit hitam memiliki risiko yang lebih besar untuk terjangkit. Hal ini juga diakui oleh ahli kesehatan masyarakat, Dr. Uché Blackstock dan Dr. Leana Wen dalam sebuah video yang dibagikan oleh Select Subcommittee on the Coronavirus Crisis. Mereka setuju bahwa pandemi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir ini lebih rentan menimpa kaum minoritas karena banyaknya fasilitas yang terbatas untuk mereka.

Siniar VOI kali ini akan membahas secara jelas tentang rasisme sistemik, serta data kematian yang mengonfirmasi bahwa ada permasalahan rasisme dalam layanan kesehatan di AS. Silakan tekan tombol dengarkan dan kami akan bercerita untuk Anda.