MPR Soroti Peran Strategis Anak Muda dalam Melestarikan Demokrasi
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (tengah) (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Generasi muda memiliki peran strategis dalam melestarikan demokrasi untuk mewujudkan negara yang aman, maju, dan rakyat sejahtera, kata Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Demokrasi terus dipertahankan di Indonesia, tambahnya, menurut keterangan yang dinukil dari Antara, Rabu.

Namun demikian, bukan berarti demokrasi di Tanah Air tidak memiliki tantangan: perlu terus dipertahankan, diperbaiki, dan ditingkatkan.

Hal itu disampaikannya saat rapat dengan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Surabaya dan BEM Muhammadiyah Jawa Timur Bali di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, peran strategis anak muda, misalnya, akan terlihat pada Pemilu 2024.

Pemilih pada pemilu mendatang didominasi oleh generasi muda, yakni generasi milenial (33,60 persen) dan Generasi Z (22,85 persen), tegasnya.

Ia mengingatkan anak muda untuk meningkatkan kepedulian terhadap demokrasi karena jika tidak, maka Indonesia akan dipimpin oleh mereka yang juga tidak peduli dengan kualitas demokrasi.

Ia memaparkan beberapa langkah yang bisa dilakukan anak muda untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran tentang demokrasi.

Langkah pertama adalah mengedukasi masyarakat agar memahami hak dan kekuatannya untuk membangun politik yang berkualitas, yakni dengan mengikuti Pemilu 2024.

Kedua, memanfaatkan media komunikasi modern, seperti media sosial, untuk saling mendidik, bertukar wawasan, dan memperluas jaringan, tidak hanya di kalangan anak muda, tetapi juga masyarakat pada umumnya.

“Dengan begitu, masyarakat akan memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap demokrasi untuk memperbaiki (keadaan) saat ini dan masa depan bangsanya sendiri,” jelasnya.

Dia mencatat perjuangan generasi muda untuk demokrasi dan membangun bangsa yang lebih baik di masa depan akan penuh dengan tantangan. Meski demikian, generasi muda bisa mencontoh perjuangan tokoh-tokoh bangsa, termasuk para ulama Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU).