Bagikan:

JAKARTA - Harga Bitcoin masih bertahan pada level tertingginya di kisaran 11.087 dolar AS atau sekitar Rp160 juta. Penguatan secara tiba-tiba dari Bitcoin dikhawatirkan sejumlah investor akan membuat harga cryptocurrency itu anjlok.

Mengutip analisis pasar Coindesk, pukul 09.35 WIB, nilai tukar Bitcoin (BTC) mulai terkoreksi negatif 1,63 persen dari perdagangan kemarin. Padahal ini merupakan level tertinggi dari Bitcoin sejak Agustus 2019. 

"Reli mendadak telah mendorong indeks kekuatan relatif 14-hari (RSI) di atas 80,00. Pengukuran lebih dari 70,00 dianggap overbought, yang berarti pergerakan bullish sekarang berlebihan," kata co-chief investment officer dari Eterna Capital, Asim Ahmad, Kamis, 30 Juli.

Indeks market Bitcoin (tangkapan Layar Coindesk)

Dengan harga kisaran cryptocurrency yang diperdagangkan, Bitcoin masih mendekati 11.100 dolar AS perkoin dan mengalami kenaikan 18 persen dari posisi terendah pada level 9.400 dolar AS. Penguatan yang terjadi secara mendadak ini menyiratkan kemungkinan penurunan harga besar yang akan datang.

"Lebih besar kemungkinan hal itu mengindikasikan bahwa pergerakan bullish berlebihan dan rentan terhadap konsolidasi atau retracement minor paling buruk," kata Ahmad.

Tak hanya Bitcoin, Cryptocurrenc terbesar kedua seperti Ethereum (ETH) juga masih mengalami penguatan sekitar 318 dolar AS, setelah tergelincir 1,5 persen dalam 24 jam terakhir pada penutupan perdagangan kemarin. 

Namun dominasi Ethereum di pasar cryptocurrency masih terkoreksi cukup tinggi, sekitar 12 persen dan membuatnya berada di titik tertinggi sepanjang tahun 2020. Kendati berdasarkan analisa pasar, persentase keseluruhan cryptocurrency relatif masih stabil terhadap pasar mata uang.