Snapchat Merugi di Q3 Karena Kebijakan Privasi Baru Apple
Snap dilaporkan merugi pada kuartal ketiga (Q3) tahun ini. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Snap dilaporkan merugi pada kuartal ketiga (Q3) tahun ini, dengan hanya meraup pendapatan 1,07 miliar dolar AS dari yang diperkirakan sebelumnya 1,1 miliar dolar AS.

Namun, Snap yang merupakan perusahaan induk media sosial Snapchat mencatat 306 juta pengguna aktif harian, naik dari 293 juta yang dilaporkan di Q2 beberapa waktu lalu. Pertumbuhan itu terlihat sangat sehat untuk platform yang berisiko jatuh dari masalah yang baru-baru ini muncul.

Pendapatan yang tidak memenuhi ekspektasi itu disampaikan oleh CEO Snap Evan Spiegel yang menyatakan bahwa kerugian yang didapatnya pada Q3 akibat dari perubahan privasi iOS Apple yang besar. Dengan memberlakukan batasan baru untuk aplikasi yang ingin melacak perilaku pengguna di luar batas mereka sendiri.

Spiegel mengatakan terkejut dengan betapa mengganggunya dampak pada alat pengiklan. Tanpa pandangan luas yang biasa digunakan oleh banyak pengiklan, mereka harus beradaptasi dengan cara baru yang lebih terkendali untuk mengukur perilaku pengguna.

“Alat-alat itu pada dasarnya dibuat buta,” ujar Spiegel seperti dikutip dari TechCrunch, Jumat, 22 Oktober.

Meski demikian, Spiegel percaya bahwa kerugiannya ini hanya terpeleset sementara, dia juga mengatakan bahwa situasi saat ini sedang beradaptasi dengan normal baru, hanya membutuhkan waktu dan dampak jangka panjang dari perubahan iklan Apple masih harus dilihat.

Dia juga mengamati peran tren pasar pandemi yang lebih luas dalam kinerja Snap yang kurang baik. Snap bukan satu-satunya bisnis iklan yang menyesuaikan dengan perubahan iOS, dan merupakan keuntungan besar bagi privasi pengguna.

Facebook mengklaim akan segera melihat dampak yang signifikan di Q3 karena kebijakan baru Apple, yang mengurangi kemampuan perusahaan untuk menargetkan iklan. Karenanya, tidak mengherankan jika kebanyakan orang memilih keluar dari pelacakan lintas platform yang diandalkan oleh bisnis iklan seperti Snap dan Facebook saat dihadapkan dengan pilihan.

Tidak seperti kepemimpinan Facebook, Spiegel sejatinya mendukung keputusan Apple untuk membangun lebih banyak privasi ke dalam sistem operasi selulernya terlepas dari bagaimana perubahan itu dapat memengaruhi laba Snap.