JAKARTA - Begitu banyak inovasi teknologi yang telah diciptakan dari pembelajaran mesin atau yang sering dikenal sebagai artificial intelligence (AI), salah satunya adalah alat pendeteksi wajah.
Namun, hal ini tidak hanya berfungsi pada manusia saja, kabarnya rumah produksi film animasi Disney akan menggunakan teknologi ini untuk mengenali wajah karakter animasi buatan mereka.
Mengutip dari Endgadget, Minggu 19 Juli, Tim Disney Direct-to-Consumer & International Organization (DTCI) mengatakan pengembangan AI ini dimanfaatkan untuk mempermudah mereka membuat arsip digital bagi jutaan film dan karakter yang telah dibuat Disney. Sistem ini dinamakan Content Genome.
Content Genome ini mirip dengan fitur pencarian profil dari seorang tokoh di Google. Nantinya Content Genome ini akan berisi metadata konten yang dapat membantu kreator animasi untuk memetakan karakter animasi dalam arsip Disney.
"Jadi ketika seorang animator ingin mencari referensi karakter dapat terbantu dengan platform ini. Sehingga, animator akan dapat dengan mudah mencari metadata yang diperlukan," ungkap Direktur Penelitian dan Pengembangan di DTCI, Anthony Accardo.
Dijelaskan Accardo, proyek ini sudah dimulai sejak 2016. Kala itu para animator Disney memerlukan waktu berjam-jam untuk mencari referensi dan metadata dari setiap karakter yang pernah dikerjakan Disney.
Meski begitu, Accardo mengakui untuk membangun sistem seperti ini bukanlah hal yang mudah. Dia dan tim nya harus menyusun klasifikasi materi dengan sangat tepat dari setiap metadata karakter yang ada di arsip Disney.
"Terutama jika Anda akan menghasilkan banyak metadata yang berbeda untuk banyak atribut yang berbeda. Anda harus mulai berpikir tentang bagaimana Anda akan mengelola persyaratan dan label tersebut," jelas Accardo.
Dengan bantuan Conten Genome, teknologi AI akan segera mengklasifikasikan setiap karakter animasi berdasarkan tagging pipeline atau garis pelabelannya. Di mana animator dapat mengidentifikasikan metadata dari setiap karakter berdasarkan jalan cerita maupun karateristik tertentu.
"Menandai juga merupakan satu-satunya cara untuk mengidentifikasi banyak cerita dan informasi karakter yang sangat kontekstual dari data terstruktur, seperti alur cerita, arketipe karakter, atau motivasi," tambahnya.
Ke depannya, Accardo dan tim berharap bisa lebih memperluas kemampuan modul piranti lunaknya ini untuk memahami karateristik dari setiap karya maupun animasi yang dibuat. Tetapi sebelum itu terjadi, tentu saja diperlukan lebih banyak penelitian dan pengembangan.
"Hal ini tentu menjadi machine learning AI dalam pemahaman konteks, karateristik gambar. Tentu itu sulit, tapi Anda harus mulai dengan hal-hal yang dapat diidentifikasi dengan jelas," pungkas Accardo.