JAKARTA – Teleskop luar angkasa milik NASA, Hubble, telah menangkap gambar Cincin Einstein setahun yang lalu. Berkat penelitian lebih lanjut, para ilmuwan kini dapat menghitung berapa umurnya dan mengekstrak lebih banyak detail tentang keanehan kosmik ini.
Seperti namanya, Albert Einstein adalah orang pertama yang berhipotesis keberadaan benda-benda tersebut yang diciptakan karena fenomena yang disebut lensa gravitasi. Ini agak mirip dengan cermin melengkung yang mendistorsi bagaimana objek terlihat, kecuali, dalam kasus ini, itu terjadi pada skala yang jauh lebih besar di ruang angkasa.
Konsepnya tidak terlalu teknis. Ketika sebuah objek dengan tarikan gravitasi yang kuat berada di antara sumber dan pengamat, itu mendistorsi cahaya yang datang dari sumber dan menciptakan ilusi optik bagi pengamat.
Dalam kasus Cincin Einstein, pembelokan cahaya menciptakan ilusi optik yang bermanifestasi dalam bentuk cincin besar di luar angkasa. Kadang-kadang, keselarasan tubuh distorsi gravitasi dan sumber cahaya begitu sempurna sehingga sumber tampak jauh lebih besar daripada yang sebenarnya, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajarinya secara lebih rinci.
Foto di atas yang diambil oleh Hubble sebenarnya menggambarkan salah satu Cincin Einstein terbesar dan hampir lengkap yang pernah dilihat. Objek tersebut telah diberi label GAL-CLUS 022058s dan cahaya yang datang darinya sebenarnya telah diperbesar dengan faktor 20, berkat lensa gravitasi. Karena penampilannya, para ilmuwan telah memberinya julukan yang cocok - Cincin Cair.
Menariknya, bentuk galaksi yang digambarkan pasti sudah ada sekitar 9 miliar tahun yang lalu, dan Teleskop Luar Angkasa Hubble yang dihidupkan kembali hanya melihatnya sekarang karena jauhnya sumber cahaya itu.
Setelah gambar Cincin Einstein yang ditangkap Hubble ini dirilis, lebih banyak penelitian diikuti untuk mengungkap misteri itu. Para ilmuwan menciptakan model lensa gravitasi untuk mempelajari efek dari fenomena ruang angkasa ini untuk mengetahui lebih banyak tentang karakteristik fisik galaksi yang tampak diperbesar dalam gambar.
BACA JUGA:
Berkat data yang dikumpulkan oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble, para ilmuwan menentukan bahwa cahaya yang datang dari sumbernya telah menempuh perjalanan sekitar 9,4 miliar tahun cahaya. Ini dilakukan dengan mendeteksi gas molekuler dan Red Shift (pengukuran seberapa panjang gelombang cahaya telah diregangkan) dalam kasus ini.
Nikolaus Sulzenauer, seorang mahasiswa peneliti di Max Plank Institute for Radio Astronomy di Jerman dan juga anggota tim di balik penelitian ini, menyebutkan bahwa galaksi yang ditunjukkan dalam Molten Ring adalah galaksi reguler dengan pembentukan bintang aktif.
Selain itu, galaksi tampaknya memiliki lengan spiral, wilayah di mana pembentukan bintang cenderung terjadi secara aktif. Adapun lokasinya, GAL-CLUS 022058s terletak di konstelasi belahan bumi selatan yang disebut Fornax yang berisi empat bintang dan diterjemahkan menjadi tungku dalam bahasa Latin. Nama yang cukup cocok untuk konstelasi yang menampung objek yang memiliki julukan "Cincin Cair".