Ilmuwan Berhasil Prediksi Cuaca di Mars, Ini Tujuannya
Para ilmuwan berhasil memecahkan masalah besar tentang cara membuat ramalan cuaca Mars. (foto: Christian Lischka / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Para ilmuwan di Universitas Yale, Connecticut, Amerika Serikat (AS) berhasil memprediksi cuaca di Mars. Memang, Planet Mars beberapa tahun mendatang akan menjadi tujuan eksplorasi manusia. Oleh karena itu berbagai uji coba telah dilakukan, seperti mendaratkan robot penjelajah lebih dahulu.

Namun, tantangan tidak sampai di situ, hal yang paling sulit diprediksi adalah sifat cuaca di Mars. Dengan badai debu besar yang akan mengubah suhu dan kepadatan atmosfer, sangat sulit untuk memprediksi dengan tepat kondisi apa yang diharapkan saat mendaratkan pesawat di planet ini.

Untuk membantu mengatasi masalah itu, para ilmuwan berhasil memecahkan masalah besar tentang cara membuat ramalan cuaca Mars. Mereka memulainya dengan memodelkan cuaca di Mars berdasarkan informasi tentang aliran jet Bumi.

“Saya percaya ramalan akurat pertama mungkin beberapa hari di Mars hanya satu dekade lagi. Ini hanya masalah menggabungkan kumpulan data pengamatan yang lebih baik dengan model numerik yang cukup disempurnakan. Tetapi sampai saat itu, kita dapat mengandalkan hubungan antara iklim dan cuaca untuk membantu mengantisipasi badai debu," ungkap penulis utama penelitian J. Michael Battalio seperti dikutip dari Digital Trends, Senin, 6 September.

Battalio dan rekan-rekannya melihat kesamaan antara pusaran di atmosfer Bumi yang diciptakan oleh aliran jet dan kondisi di belahan Bumi selatan Mars.

Jadi mereka menggunakan pemodelan untuk menyelidiki pola cuaca tahunan Mars, yang dapat mencakup peristiwa dari debu kecil hingga badai debu global yang besar.

Kondisi debu ini dapat menyebabkan banyak masalah untuk misi, terutama bagi misi yang mengandalkan tenaga surya, karena debu dapat menutupi dan menghalangi panel surya.

“Memahami dan memprediksi peristiwa ini sangat penting untuk keselamatan misi, terutama yang mengandalkan tenaga surya, tetapi juga untuk semua misi saat mereka mendarat di permukaan,” ujar Battalio.

"Selama ada badai lebih besar, debu terkadang menjadi sangat tebal sehingga membuat siang hari tampak gelap seperti tengah malam. Bahkan tanpa peristiwa besar dan dramatis, badai regional adalah fitur periodik," imbuhnya.

Sebagai catatan, badai debu di Mars dapat menyebabkan rover Opportunity mengalami kerusakan mesin dan akhirnya mati, begitupun dengan pendarat InSight yang baru-baru ini harus hibernasi untuk menghemat kekuatannya selama musim dingin ketika sinar Matahari berada pada titik terlemahnya.