Bagikan:

JAKARTA - YouTube merupakan salah satu platform video paling populer saat ini. Tentu saja popularitasnya akan terus meningkat seiring waktu, meski tersalip oleh beberapa media sosial yang menyediakan layanan serupa. Namun YouTube tetap pada tonggaknya.

Banyak konten kreator yang menggantungkan hidupnya di platform milik Google ini. Bagaimana tidak, hanya dengan membuat video kreatif dengan durasi yang lumayan lama, mereka juga dapat menghasilkan cuan dari fitur monetisasi YouTube.

Sayangnya, tidak sedikit konten kreator mendapatkan masalah saat memulai karirnya, seperti viewers yang tak kunjung bertambah, subscriber yang tak kunjung menampakkan perkembangan, begitupun dengan watch time yang buruk.

Tenang, AnyCreator Senior Optimization Manager, Yonathan Lim membagikan tips dan trik untuk mengatasi masalah tersebut berdasarkan data dari salah seorang YouTuber ternama. Lim menjelaskan, pertama konten kreator harus memperhatikan betul apakah konten yang ia buat benar-benar dibutuhkan oleh subscriber.

"Karena banyak channel subscriber-nya sudah jutaan tapi bikin video atau upload yang baru-baru views-nya kecil banget, gak kayak pada masa kejayaannya dulu. Ternyata setelah kita usut, dia bikin konten yang sudah menyimpang dari konten-konten yang menghasilkan subscriber dia," ungkap Lim dalam webinar, Kamis, 2 September.

"Let's say kalau konten yang mendatangkan subscriber di channel-nya dia adalah konten tentang mukbang ya misalnya, lalu kemudian dia bikin konten yang jenis lain, itu pasti views-nya gak bakal segede konten mukbang itu karena  kita bisa lihat di YouTube Studio, kita bisa lihat dapat subscriber-nya dari video apa saja," imbuhnya.

Lim mengatakan dari video-video tersebut sebenarnya menggambarkan harapan dari channel itu ketika mereka mengklik tombol subscribe.

"Jadi kita mesti lebih dengerin subscriber itu dari data-data tersebut, bikin konten yang berdasarkan minat dari subscriber-nya itu. Jadi mereka sudah menaruh minat ke kita, ada baiknya dibikin juga bisa memenuhi  apa mau mereka," jelas Lim.

Sementara itu, Lim menuturkan jika di lihat dari segi viewers, ini berkaitan dengan CTR (Click Through Rate), sebab CTR akan men-convert impression jadi viewers.

"Kalau kita pertama kali upload video, itu pasti bakal ada impression. Kalau pada awalnya impression ini bakal convert jadi views, dan dari sisi views bisa kita jaga watch time-nya, entah di video itu, itu bakal balik lagi jadi impression yang banyak. Jadi YouTube bakal nawarin video kita ke banyak penonton berupa impression," ujar Lim.

Kemudian, bagaimana cara bikin penonton betah di channel kita. Lim menjelaskan, "Ini balik lagi ke cara analisa audience. Kita bisa melihat mana yang bagian yang ditinggalin, mana yang betah. Itu harus disesuaikan ketika kita buat konten berikutnya," tegas Lim.

Di samping itu, Lim juga menyarankan bagi para konten kreator untuk bergabung dengan Multi-Channel Network (MCN). Selain perlindungan menyoal copyright dan audio yang digunakan, beberapa keuntungan lainnya juga bisa didapatkan.

"Sebenarnya tergantung MCN-nya, kalau di AnyCreator itu optimisasi channelnya, bakal selalu review performance-nya, dan kasih tips juga strategi, bagaimana channel ini bisa berkembang baiknya. Kita juga ada content lead idea, itu penting  ya, karena bagaimana mempengaruhi  sama konten yang dibikin," ucap Lim.

"Kalau kontennya tidak menarik, mau dibikin seperti apa pun tidak akan tertolong. Jadi channel yang sukses itu berangkat dari konten, sama kita juga kalau cocok secara profile campaign yang sedang berjalan di marketplace kita, kita akan bantu," tambahnya.

Perlu diingat, jika ingin bergabung dengan MCN, biasanya akan dikenakan biaya berupa sharing revenue, tetapi tidak semua MCN menetapkan biaya yang sama, "Ini sebenarnya bervariasi, tergantung dari skala  creator, tapi biasanya start from 30 persen," tutup Lim.