Pandemi Sebabkan Bisnis Otomotif Malaysia Ambrol, Penjualan Mobil Terjun 88 Persen dan Produksinya Anjlok 94 Persen
Industri otomotif di Malaysia anjlok (Themalaysianreverse)

Bagikan:

JAKARTA – Akibat kebijakan lockdown dari pemerintah Malaysia guna mengantisipasi persebaran COVID-19 varian Delta, industri otomotif di Negeri Jiran terkena dampaknya dan mengalami penurunan drastis.

Dari segi penjualan mobil di Malaysia mengalami penurunan sebesar 88 persen pada bulan Juli lalu dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020 yang tembus 58.878 unit ambrol jadi 7.086 unit saja pada tahun 2021 ini.

Tidak hanya itu, produksi mobil juga mengalami penurunan yang sangat drastis yakni 94 persen, menjadi 2.775 unit saja pada bulan Juli 2021 sebagaimana data dari Malaysian Automotive Association (MAA) melalui Just Auto.

Walaupun mengalami penurunan yang cukup parah, jika dibandingkan dengan bulan Juni, hasil dari bulan Juli ini terbukti mengalami pertumbuhan sekitar 269 persen. Padahal di bulan Juni saja ambrol menjadi 1.921 unit.

Penurunan tersebut terjadi setelah pemerintah Malaysia memutuskan untuk menerapkan kebijakan lockdown untuk memutus persebaran Covid-19 varian Delta. Kebijakan ini memaksa dealer-dealer besar di Malaysia harus tutup.

Sementara dealer yang terdapat di Serawak dan Sabah tetap diizinkan untuk beroperasi pada bulan Juni dan Juli lalu dengan cara tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

Kabarnya pada bulan Agustus ini, pemerintah Malaysia berencana melonggarkan kebijakan tersebut, termasuk di Kuala Lumpur dan Selangor. Ini merupakan angin segara bagi dealer-dealer di kawasan tersebut sehingga bisa beroperasi kembali.

Meski mengalami penurunan tajam, jika melihat penjualan yang terjadi selama tujuh bulan di tahun 2021 ini penjualan mobil mengalami kenaikan 10 persen menjadi 256 unit. Sedangkan di tahun 2020 di periode yang sama penjualan mobil hanya sekitar 232 ribu unit saja.