Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 memacu akselerasi transformasi digital di semua sektor, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Pelaku usaha mau tidak mau harus beralih ke digital untuk tetap bertahan.

Hal ini juga dilakukan UMKM Batik Shiroshima. UMKM asal Yogyakarta ini berhasil mengubah pengelola bisnisnya berbasis digital.

Pengusaha Batik Shiroshima, Dian Nutri Justisia Shirokadt bercerita dirinya memulai bisnis batik pada 2019.

Bisnis batiknya pun berkembang, pada Januari 2020 brand ini hadir di lima depertement store. Namun, kehadiran pandemi COVID-19 pada Maret 2020 menghantam bisnisnya.

Dian mengaku mencari berbagai cara agar bisnisnya bisa bertahan. Kondisi ini yang mendorong dirinya untuk terjun ke pasar digital atau e-commerce, Shopee Indonesia.

Dian mengakui memang tak mudah beradaptasi, namun dirinya terus belajar memahami sistem kerja e-commerce.

Lebih lanjut, Dian mengatakan, belajar bagaimana memasarkan agar customer percaya produk Shiroshima memang bagus. Bahkan dirinya juga sangat selektif memilih foto-foto untuk ditampilkan pada etelase penjualannya. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir komplain pelanggan. Hasilnya, kini 70 persen dari penjualan produknya berasal dari e-commerce.

"Waktu pandemi kami meng-upgrade diri. Apa yang dimau customer. Sekarang alhamdulillah penjualan kita di e-commerce mencapai 70 persen," katanya saat ditemui di Museum Tekstil, Jakarta, Jumat, 30 September.

Sejak bergabung bersama Shopee, Dian mengaku terbantu dalam menjangkau konsumen yang lebih luas di seluruh Indonesia, termasuk anak muda.

"Sebagai brand baru, saya merasa sangat terbantu dengan adanya platform e-commerce seperti Shopee. Dengan customer base yang besar, saya dapat menjangkau konsumen lebih luas dan memperkuat brand Shiroshima," ungkap Dian.

Tak hanya menyasar pasar domestik, Dian juga berhasil menjual produknya hingga ke mancanegara melalui Program Ekspor Shopee.

Bahkan, 15 persen dari total produksinya dikhususkan untuk pangsa ekspor.

Adapun negara tujuan ekspornya seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Berkat pasar yang lebih luas dan pesanan lebih banyak, kini ia mampu mempekerjakan hingga 30 pengrajin batik cap dan tulis di Lendah, Kulon Progo.

"Kalau dilakukan sendiri, menembus pasar internasional bukanlah hal yang mudah, apalagi bagi brand baru seperti Shiroshima. Banyak proses yang harus saya lalui, tentunya menguras waktu, tenaga dan materi. Dengan adanya Program Ekspor Shopee, saya merasa langkah saya sangat dipermudah untuk memasuki pasar internasional, dan kini saya bangga Shiroshima dapat menyapa pembeli di lima negara di Asia Tenggara," kata Dian.