Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya edukasi dan literasi bagi konsumen di pasar ekonomi digital agar tidak tertipu dengan produk impor yang murah, tetapi tidak berkualitas.

"Konsumen kita di pasar online itu begitu mudah tergiur dengan produk impor karena harga murah, sehingga mereka banyak yang tertipu dengan kualitas produknya," ucap Teten dilansir ANTARA, Sabtu, 7 September.

"Saya yakin bila konsumen kita terus diberikan edukasi dan literasi dengan baik, akan meningkatkan pemasaran produk-produk lokal yang justru lebih berkualitas," katanya.

Teten mengakui bahwa ekonomi digital tumbuh sangat pesat. Di sisi lain, ini juga mengakibatkan persaingan yang semakin ketat dengan perusahaan besar dan platform e-commerce internasional. "Ini juga yang menimbulkan tantangan, terutama dalam praktik predatory pricing (praktik penjualan barang di bawah harga modal)," ucap Teten.

Ia mengatakan dominasi produk impor di platform digital kian mengkhawatirkan, dengan sekitar 90 persen barang yang dijual berasal dari impor. Ini, menurutnya, mengurangi kesempatan bagi UMKM lokal untuk bersaing.

Pemerintah, kata dia, telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023, yang bertujuan memberikan perlindungan yang komprehensif bagi UMKM di era ekonomi digital.

Menurut dia, pasar digital bagaimanapun tetap penting sebagai akselerator perkembangan usaha UMKM.

Mengutip MSME Empowerment Report pada 2022, digitalisasi telah memberikan manfaat besar bagi peningkatan kinerja usaha UMKM.

"Penjualan meningkat rata-rata 84,2 persen, efektivitas operasional meningkat 73 persen, perluasan pasar mencapai 62,8 persen, dan efisiensi biaya 50,7 persen," kata Teten.

Dia berharap, sektor swasta seperti Grab Indonesia tetap konsisten untuk terus mengutamakan produk dalam negeri, berkolaborasi lebih erat dengan pelaku UMKM, pemerintah, dan sektor swasta lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyatakan bahwa Grab akan terus fokus pada edukasi dan literasi untuk membantu para pelaku UMKM memasarkan produk di platform digital yang aman, cepat, dan mampu menjangkau pasar yang luas.

Langkah yang dilakukan di antaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan strategi pemasaran.

Neneng menyebut sejak 2020 ada sekitar 2,3 juta peluang kerja di aplikasi Grab. Perusahaan tersebut juga telah menyalurkan Rp1 triliun bagi 25 ribu pelaku UMKM lewat aplikasi Grab Modal.

Dia menegaskan Grab akan terus meningkatkan langkah dan upaya-upaya tersebut agar lebih banyak lagi pelaku UMKM bisa naik kelas hingga mampu bermain di pasar ekspor.