JAKARTA - Snapchat belum lama ini merilis filter baru mereka untuk memperingati hari Juneteenth. Sayangnya, filter kamera interaktif tersebut mendapatkan banyak protes berkepanjangan dari warganet yang menganggap Snap Inc merupakan perusahaan rasis.
Mengutip The Independent, Senin 22 Juni, Juneteenth merupakan sebuah peringatan di mana pada 1865 ketika orang Amerika kulit hitam terakhir yang diperbudak di Galveston, Texas, dibebaskan dua setengah tahun setelah Proklamasi Emansipasi.
BACA JUGA:
Filter baru Snapchat tersebut mengharuskan pengguna tersenyum untuk memutuskan sebuah rantai. Filter itu dikecam sebagai "tone-deaf" karena kedangkalannya dalam masalah rasial. Karena banyak mendapat protes, dalam beberapa jam saja, perusahaan telah menariknya dari platform dan menyatakan permintaan maaf.
Diketahui, tiga mantan karyawan mengatakan nada filter Juneteenth menggambarkan kurangnya upaya dan perhatian terhadap masalah ras dan keragaman di perusahaan tersebut.
"Aaa dan inilah yang terjadi ketika kamu tidak memiliki orang kulit hitam di tim desain produk. Sebagai alumni Snap, ini sangat memalukan. Tidak harus sesulit ini," kicau mantan pegawai Snapchat yang mengembangkan konten dan berkulit hitam, Ashten Winger.
Lewat surat permintaan maaf terbukanya, Snapchat berdalih bahwa filter tersebut masih dalam tahap peninjauan, tetapi tidak tahu kalau sudah terpublikasi di platformnya.
"Kami sangat meminta maaf kepada anggota komunitas Snapchat yang menganggap Lens ini ofensif. Sekelompok beragam anggota tim Snap terlibat dalam pengembangan konsep, tetapi versi Lens yang ditayangkan untuk Snapchatters pagi ini belum disetujui melalui proses peninjauan kami," ungkap pihak perusahaan.
This SnapChat #Juneteenth filter is...um...interesting.
Smile to break the chains? Okay then. pic.twitter.com/Wyob3kT3ew
— Mark S. Luckie (@marksluckie) June 19, 2020
Melihat jauh ke belakang, ternyata kesalahan ini bukan kali pertama yang dilakukan Snapchat. Pada 2016, perusahaan ini merilis filter selfie Bob Marley sebagai bagian dari perayaan "4/20 hari" yang membuat kulit pengguna menjadi gelap dalam karikatur ikon reggae.
Filter itu seketika mendapat reaksi dari pengguna yang menunjukkan bahwa lensa tersebut adalah blackface digital. Pada tahun yang sama Snapchat merilis filter yang terinspirasi dari sebuah anime, menyebabkan wajah pengguna terlihat seperti karikatur rasis Asia.
Sebenarnya, Snapchat telah lama menghadapi kritik di masa lalu untuk menyaring kulit dan mata orang yang bernoda sesuai dengan standar kecantikan rasis Barat. Sebuah filter dari Marie Curie dirilis pada 2017 sebagai bagian dari upaya Hari Perempuan Internasional termasuk mata berasap dan efek penipisan wajah, yang membuat ngeri beberapa pengguna.
Kepala Eksekutif Snap Evan Spiegel baru-baru ini mengatakan kepada karyawan bahwa ia menunda merilis laporan yang menunjukkan susunan demografis tenaga kerja perusahaan.
Spiegel mengatakan dia, "khawatir bahwa merilis data secara publik hanya memperkuat persepsi bahwa teknologi bukanlah tempat untuk kelompok yang kurang terwakili (kulit hitam)."