JAKARTA - Dua pekan pelaksanaan PSBB Transisi, tak lantas membuat tingkat polusi udara di Jakarta menurun. Bahkan jika merujuk data AirVisual, kualitas udara di Jakarta justru yang terburuk di dunia.
Berdasarkan pemantauan Air Quality Index, kualitas udara di DKI Jakarta mencapai angka 162 atau tidak sehat dengan polutan 43,9 µg/m³. Sedangkan standar aman WHO dalam batas wajar polutan adalah 25 µg/m³.
Perolehan angka tersebut, menempatkan Jakarta di peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara tak sehat di dunia. Bahkan Jakarta mengalahkan Beijing, China yang berada di peringkat ke-2 dalam kualitas udaranya.
IQAir pun menyarankan warga tidak berkegiatan di luar ruangan, menutup jendela untuk mengurangi udara kotor masuk ke dalam rumah atau ruangan serta memasang alat penjernih udara.
"Kalaupun harus beraktivitas di luar ruangan sebaiknya menggunakan masker," tulis IQAir, Senin, 22 Juni.
Besar kemungkinan melonjakknya tingkat polusi udara di Jakarta, terjadi setelah Pemrov DKI melonggarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan mengubahnya menjadi transisi agar bisa beradaptasi dalam kondisi kenormalan baru. Alhasil jalanan Ibu Kota yang sempat lengang, kini kembali macet pada jam-jam sibuk seperti di pagi hari dan sore.
Harapan Warganet
Selamat ulang tahun ibukotaku, semoga semua nya cepat membaik
Apa yg kalian harapkan di ulang tahun Jakarta ke 493 ini?#JakartaTangguh pic.twitter.com/rGdIownuHH
— Ahmad alfati (@popcorncaraamel) June 21, 2020
Bertepatan dengan hari Ulang Tahun Jakarta ke-493 yang jatuh hari ini. Tak sedikit warganet yang mengomentari kualitas udara Jakarta yang kembali tak sehat.
Adapun akun Twitter @Theresi95332659 yang berharap Jakarta kembali normal seperti sediakala, "Selamat ulang tahun kota kelahiranku Jakarta, Semoga menjadi kota yang bersih, indah, rapih dan makin maju ibu kota, suka duka telah kurasakan disini hingga sampai saat ini, Terima Kasih Jakarta."