JAKARTA – Binance, platform perdagangan kripto nomor 1 di dunia berdasarkan laporan dari CoinMarketCap, akan diselidiki oleh otoritas keuangan Kepulauan Cayman (CIMA). Binance dilaporkan beroperasi tanpa izin di negara tersebut.
Melansir Coingape, Kepulauan Cayman merupakan surganya kripto dan telah menjadi markas alternatif bagi sejumlah bursa kripto yang mengalami masalah dari negara asal mereka.
CIMA mengeluarkan pernyataan bahwa Binance dan perusahaan afiliasinya tidak punya wewenang untuk mengoperasikan layanan mereka di Kepulauan Cayman. Ini menyusul setelah Binance dilarang di Inggris kemudian diusir juga dari Ontario, Kanada.
“Otoritas saat ini sedang menyelidiki apakah Binance, Grup Binance, Binance Holdings Limited atau perusahaan lain yang berafiliasi dengan grup perusahaan ini mempunyai kegiatan yang beroperasi di atau dari dalam Kepulauan Cayman yang mungkin termasuk dalam lingkup pengawasan peraturan Otoritas.”
Sebelumnya, Binance sudah terdaftar sebagai merek dagang di Kepulauan Cayman sejak 2017 lalu. Meski demikian, Binance menolak pernyataan CIMA dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak menjalankan perdagangan mata uang kripto di negara tersebut.
BACA JUGA:
“Binance.com selalu beroperasi dengan cara yang terdesentralisasi. Binance.com tidak menjalankan pertukaran mata uang kripto dari Kepulauan Cayman, seperti yang dilaporkan secara tidak benar di sejumlah artikel media sebelumnya. Namun, kami memiliki entitas yang didirikan berdasarkan hukum Kepulauan Cayman yang melakukan aktivitas yang diizinkan secara hukum dan tidak terkait dengan operasi aktivitas perdagangan pertukaran kripto.”
Sebagai informasi, Binance telah memulai usahanya di Shanghai, China. Pada 2017, Binance pindah ke Jepang. Namun, Binance hanya sebentar menjalankan perusahaan di negeri Para Samurai itu. Tidak lama kemudian situs Binance mencantumkan markasnya di Malta. Namun pemerintah Malta menyebut Binance tidak terdaftar di sana.
Sebuah dokumen resmi membuktikan bahwa Binance telah terdaftar di George Town, Kepulauan Cayman pada 2017. Pihak perusahaan menggunakan alamat tersebut untuk mengajukan merek dagang.
Changpeng Zhao selaku CEO Binance memposting tweet pada 1 Juli lalu yang menandakan FUD dan permasalahan yang dihadapi perusahaannya baru-baru ini.
Beberapa waktu kemudian Kepulauan Cayman dimasukkan ke dalam black list oleh Uni Eropa. Hal ini menjadi penghambat Binance dalam menawarkan layanannya di Eropa. Pada 2019, Binance mendaftarkan dirinya di Mahe, Seychelles.
Pada 25 Juni lalu, Binance dapat peringatan keras dari regulator keuangan Inggris, Financial Conduct Authority (FCA) yang melarang platform perdagangan kripto nomor 1 di dunia itu beroperasi. Menyusul kemudian, Binance juga telah pamit kepada para penggunanya di Ontario, Kanada.
Selain itu, otoritas keuangan Singapura juga dikabarkan bakal menindak platorm perdagangan kripto tersebut karena permasalahan regulasi. Namun, perusahaan perdagangan kripto Binance yang dipimpin oleh Changpeng Zhao ini mengatakan bahwa pihaknya tidak mempunyai markas fisik karena layanannya terdesentralisasi.