JAKARTA - Ribuan burung Flamingo memenuhi danau dan pinggiran sungai di Kota Navi, Mumbai, India. Peristiwa ini terjadi seiring penerapan lockdown nasional di India guna mengekang penyebaran virus COVID-19 sejak, 25 Maret.
Mengutip South China Morning Post, berkurangnya jumlah aktivitas manusia di luar rumah secara besar-besaran, membuat kualitas udara dan air menjadi lebih bersih. Hal ini yang kemudian membawa puluhan ribu burung flamingo kembali berdatangan di India.
"Jika Anda bertanya sisi positif dari lockdown di India, itu sungguh menakjubkan. Saya bisa melihat bagaimana alam beregerasi dan memulihkan diri. Saya jadi bisa melihat kembali burung-burung di alam bebas," ucap Uday Purohit, warga yang tinggal di Navi, Mumbai.
BACA JUGA:
Pasalnya burung flamingo biasanya bermigrasi ke daerah lain setiap tahunnya. Namun kini, burung-burung itu bisa menikmati lebih lama air dan alga yang menjadi makanan flamingo sebelum bermigrasi.
Potret Udara Bersih di India
Tak hanya membuat ribuan burung flamingo berdatangan. Ketatnya penerapan lockdown karena COVID-19 juga berhasil membuat udara di India menjadi lebih bersih. Polusi yang biasanya menyelimuti sebagian negara India itu perlahan menghilang.
Seperti dikutip dari Space, tingkat polusi udara di negara tersebut telah merosot tajam. Terlebih sejak pemerintah India melarang segala bentuk aktivitas masyarakat secara ketat dalam menerapkan karantina mandiri di rumah masing-masing.
Pemerintah India, bahkan meminta segala bentuk bisnis yang tidak penting ditutup sementara waktu. AKtivitas pabrik hingga perjalanan transportasi dibatasi seminimal mungkin, sembari mempraktekkan jarak sosial atau physical distancing.
Hasilnya, satelit NASA mendeteksi penurunan tingkat aerosol (polusi) udara terendah di bagian utara India dalam 20 tahun terakhir. Sejatinya aerosol dihasilkan dari aktivitas kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang menghasilkan polusi udara.
"Kami tahu kami akan melihat perubahan komposisi atmosfer di banyak tempat selama lockdown. Tapi aku belum pernah melihat nilai aerosol yang begitu rendah di Dataran Indo-Gangetic pada saat ini tahun," ungkap ilmuwan Asosiasi Riset Antariksa Universitas (USRA) di Pusat Penerbangan Antariksa Marshall NASA, Pawan Gupta.
Beberapa tahun terakhir, tingginya kadar aerosol di daerah perkotaan membuat kualitas udara di India tidak sehat. Lewat citra satelit yang diamati oleh instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) pada satelit Terra, memperlihatkan penurunan drastis tingkat aerosol di udara.
Gambar-gambar di atas memperlihatkan penurunan tingkat kepadatan dari polusi udara yang terjadi di India antara 31 Maret dan 5 April setiap tahun dari 2016 hingga 2020. Secara signifikan tingkat polusi udara di India perlahan berkurang.
Kendati belum ada penelitian lebih lanjut soal efek lockdown pada alam. Namun faktor cuaca dan pergerakan angin turut berdampak pada penurunan tingkat aerosol di udara.
"Bagian sulit dengan memahami aerosol adalah bahwa partikel dapat bergerak berdasarkan pola angin dan meteorologi lainnya. Anda harus menguraikan apa yang disebabkan oleh sidik jari manusia versus faktor meteorologis," kata pemimpin program untuk produk aerosol MODIS NASA, Robert Levy.
Kondisi ini mirip dengan apa yang terjadi di China dan Italia. Di mana tingkat polusi udara berkurang cukup drastis sejak pemberlakuan lockdown akibat COVID-19.
Meski begitu India, masih akan menutup aktivitas negaranya karena lockdown hingga 3 Mei mendatang. Di mana COVID-19 telah menginfeksi 21.797 orang dan membuat 686 orang di antaranya meninggal per tanggal 24 April.