XL, Smarfren dan Telkomsel Berebut Pita Frekuensi 2,3GHz Buat Jaringan 5G
Ilustrasi menara pemancar (unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tiga operator seluler sedang bersaing ketat untuk memperebutkan pita frekuensi 2,3 GHz yang dilelang Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ketiganya adalah PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT XL Axiata Tbk, dan PT Smart Telecom (Smartfren).

Mengingat pada lelang kali ini para peserta diperbolehkan menguasai lebih dari satu blok atau 10 MHz dari tiga blok spektrum yang dilelang. Sehingga siapapun pemenangnya dapat mengalokasikan pita frekuensi untuk jaringan 5G.

XL

Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyunngsih, mengatakan keikutsertaan XL dalam lelang kali ini untuk mendapatkan frekuensi tambahan demi meningkatkan kualitas layanan dan jaringannya. Tak terkecuali layanan 5G.

"Adapun mengenai digunakan untuk apa akan tergantung jumlah alokasi yang akan didapatkan oleh XL Axiata nantinya, dimana hal ini tergantung pada situasi dan kondisi pada lelang harga nanti," tutur Ayu dalam pesan singkatnya kepada VOI, Selasa, 20 April.

Ia tidak mengungkap berapa besar alokasi pita frekuensi tambahan yang dibutuhkan perusahaan tersebut. Namun, kebutuhannya bakal disesuaikan dengan harga akhir dari pita frekuensi yang bakal dilelang nanti.

"Kami juga baru saja melakukan uji coba Dynamic Spectrum Sharing (DSS) 4G/5G. Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan spektrum yang sama untuk layanan 4G dan 5G," ujar Ayu.

Smartfren

Di tempat berbeda, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan bahwa blok spektrum yang didapatkan dari lelang pita frekuensi 2,3GHz bakal dipergunakan untuk memperluas jangkauan Smartfren ke sejumlah daerah baru. 

"Dengan tambahan satu blok atau lebih, artinya semakin besar blok frekuensinya, sehingga kapasitas layanan bisa ditingkatkan, internet makin cepat, juga lebih efisien dari sisi biaya investasi," kata Merza kepada VOI.

Merza meyakini dengan penambahan blok frekuensi akan memberikan manfaat besar bagi pelanggannya dan masyarakat. Mengingat kebutuhan akses digital semakin tinggi untuk kegiatan belajar daring maupun bekerja. 

Telkomsel

Tak jauh berbeda dengan Smarfren maupun XL, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengungkapkan komitmennya untuk memperkuat layanan telekomunikasi di Indonesia. Termasuk pengembangan jaringan broadband berbasis digital. 

"Pengembangan layanan telekomunikasi berbasis digital membutuhkan gelaran konvektivitas jaringan broadband berteknologi terdepan serta ketersediaan alokasi frekuensi yang mencukupi," jelas Setyanto.

Di samping itu, Setyanto dan pihaknya pun tengah mempersiapkan diri demi mengikuti proses lelang pita frekuensi 2,3 GHz. "Kami optimis dapat menjalankan seluruh tahapan proses seleksi dengan baik, sesuai aturan yang berlaku, dan berharap dapat meraih hasil yang optimal bagi perusahaan dan seluruh pemangku kepentingan."

Sekadar informasi, Kemenkominfo kembali menggelar lelang pita frekuensi radio 2,3 GHz. Seleksi dilaksanakan dengan Objek Seleksi pada pita frekuensi radio di dalam rentang 2360-2390 MHz dengan lebar pita masing-masing blok adalah 10 MHz.

"Peserta seleksi yang lulus tahapan evaluasi administrasi akan mengikuti tahapan selanjutnya yaitu tahapan lelang harga dalam Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Tahun 2021," ungkap Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu beberapa waktu lalu.