JAKARTA – Thales Alenia Space, sebuah perusahaan gabungan antara Thales dan Leonardo, telah memenangkan kontrak senilai 862 juta euro (sekitar Rp14,5 triliun) dari European Space Agency (ESA) untuk membangun pendarat bulan. Proyek ini bertujuan untuk mendukung eksplorasi bulan di tahun 2030-an, menurut pernyataan resmi perusahaan pada Kamis 30 Januari.
Dalam pernyataan tersebut, Thales Alenia Space mengungkapkan bahwa mereka akan membangun pendarat bulan bernama Argonaut yang dirancang untuk pengiriman kargo ke permukaan bulan. "Elemen baru dari program Artemis ini akan berfungsi untuk mendukung misi eksplorasi bulan berawak dalam jangka panjang," kata CEO Thales Alenia Space, Hervé Derrey, dikutip VOI dari Reuters.
Derrey menambahkan bahwa bulan akan menjadi "batu loncatan" untuk misi manusia menuju ruang angkasa yang lebih dalam, dengan Mars sebagai tujuan berikutnya. Langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang eksplorasi ruang angkasa internasional.
また読む:
Misi Argonaut merupakan bagian dari kontribusi Eropa dalam upaya internasional untuk kembali ke bulan, khususnya melalui program Artemis yang sempat mengalami penundaan. Program ini didirikan oleh NASA selama pemerintahan Presiden Donald Trump, dengan tujuan mengembalikan astronot ke bulan untuk pertama kalinya sejak 1972.
Kerja Sama Strategis Thales dan Leonardo
Kerja sama Thales dan Leonardo dalam proyek Argonaut menunjukkan pentingnya sinergi di sektor antariksa Eropa. Pada Oktober 2024, Leonardo menyerukan strategi luar angkasa baru bersama Thales dan saingan utama mereka dalam manufaktur satelit, Airbus.
Dengan proyek Argonaut ini, Eropa memperkuat perannya dalam eksplorasi bulan, mendukung misi-misi internasional, dan mempercepat upaya untuk mengembangkan teknologi luar angkasa yang inovatif. Proyek ini juga menegaskan komitmen ESA dalam mewujudkan visi eksplorasi manusia ke bulan dan Mars di masa depan.